DISTRIKBANTENNEWS.COM – Pernah nggak sih kamu bertanya-tanya, “Sebenarnya makanan yang aku makan ini aman nggak, ya?” Di tengah banyaknya pilihan makanan di pasaran, mulai dari jajanan kaki lima, sampai produk kemasan di supermarket, pertanyaan ini jadi semakin penting. Di sinilah analisis pangan berperan besar dalam memastikan bahwa makanan yang kita konsumsi aman, bergizi, dan layak dikonsumsi.
Apa Itu Analisis Pangan?
Analisis pangan adalah serangkaian uji laboratorium yang dilakukan untuk mengetahui komposisi, kualitas, dan keamanan suatu bahan atau produk pangan. Mulai dari kadar air, lemak, protein, karbohidrat, vitamin, mineral, sampai mendeteksi bahan berbahaya seperti formalin, boraks, pewarna tekstil, logam berat, dan mikroba patogen, semua itu dilakukan melalui analisis pangan.
Mengapa Analisis Pangan Itu Penting?
Di industri pangan, analisis pangan bukan hanya sekedar formalitas, akan tetapi sebuah langkah wajib untuk menjamin produk benar-benar sesuai standar keamanan dan mutu. Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari, hasil dari analisis pangan inilah yang membuat konsumen tahu apakah makanan itu layak dikonsumsi, bergizi, dan tidak membahayakan kesehatan.
Beberapa contoh fungsinya:
• Menjamin keamanan produk: Misalnya, memastikan ikan sarden kaleng bebas dari kontaminasi mikroba atau parasit.
• Mengetahui nilai gizi: Seperti kadar protein dalam susu bubuk atau jumlah gula dalam minuman kemasan.
• Deteksi zat berbahaya: Seperti menemukan pewarna tekstil dalam kerupuk atau tahu.
• Menilai kesegaran bahan: Seperti uji kadar air dan asam lemak bebas dalam minyak goreng.
• Menentukan daya simpan produk: Lewat uji kadar air, aktivitas air, dan uji mikrobiologi.
Contoh Penerapan di Industri dan Kehidupan Sehari-hari
Industri mie instan menggunakan analisis pangan seperti analisis proksimat untuk mengecek kadar air, abu, serat kasar, protein, kandungan lemak, karbohidrat dan juga analisis untuk menguji stabilitas produk selama penyimpanan.
UMKM pembuat keripik perlu melakukan analisis minyak goreng bekas pakai, agar produknya tidak mengandung senyawa berbahaya dari pemanasan berulang. Karena minyak yang digunakan berulang kali, nilai gizinya sudah menurun dan mengandung senyawa berbahaya seperti asam lemak bebas, akrolein, dan senyawa polimerisasi yang bisa menyebabkan resiko penyakit jantung, kanker, dan gangguan pencernaan.
Di rumah, informasi dari hasil analisis pangan pada label gizi membantu kita mengatur asupan kalori, gula, dan lemak agar sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Jika Tanpa Analisis, Apa Risikonya?
Tanpa pengujian yang tepat, risiko terhadap kesehatan masyarakat dapat meningkat. Contohnya:
Kasus temuan makanan mengandung formalin dan pewarna tekstil yang masih terjadi di pasar tradisional.
Produk olahan hewani seperti sosis atau bakso bisa mengandung daging yang tidak sesuai label atau bahkan tidak layak konsumsi.
Makanan kemasan yang tidak diuji kadar gizinya bisa menyesatkan konsumen, terutama yang memiliki kebutuhan khusus (misalnya penderita diabetes, hipertensi, atau anak-anak).
Kesimpulan
Analisis pangan adalah garda depan dalam menjamin keamanan, mutu, dan nilai gizi makanan yang kita konsumsi. Baik di tingkat industri maupun kehidupan sehari-hari, hasil uji pangan membantu mencegah risiko kesehatan, menumbuhkan kepercayaan konsumen, dan memastikan makanan yang sampai di piring kita benar-benar layak konsumsi.
Jadi, mulai sekarang, yuk lebih kritis terhadap apa yang kita makan. Jangan cuma lihat rasa, lihat juga apakah makanannya sudah teruji dengan baik. Karena enak saja nggak cukup, harus aman juga!
REFERENSI
Maryam, S. 2022. Peningkatan Komponen Gizi pada Mie dengan Penambahan Tepung Tempe dan Ekstrak Wortel. JST (Jurnal Sains dan Teknologi). Vol.11(2): 238-248.
Asgha, B. 2016. Analisa Penggunaan Label Informasi Nilai Gizi pada Produk Pangan oleh Konsumen di Kota Semarang. Jurnal Buletin Studi Ekonomi. Vol.21(2): 128-135.
Hidyus, S. A., Ghinari, N., Sherlian, A. P., Gustaman, F. A., dan Margono, S. 2024. Pemanfaatan Limbah Minyak Jelantah sebagai Sabun Cuci Padat untuk Pemberdayaan Ibu-Ibu PKK Desa Karangwuni Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Bina Desa. Vol.6(3): 344-353.
By : Gisha Dwi Mawarni mahasiswa Teknologi Pangan dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.