Senin, 16 Juni 2025 10:06 WIB
BerandaJurnalBiofortifikasi Bihun dengan Tepung Tulang Ikan Patin sebagai Strategi Penurunan Stunting

Biofortifikasi Bihun dengan Tepung Tulang Ikan Patin sebagai Strategi Penurunan Stunting

- Advertisement -

DISTRIKBANTENNEWS – Di balik senyum dan tingkah lincah anak-anak Indonesia, tersembunyi ancaman stunting yakni sebuah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis yang tak hanya membatasi tinggi badan, tetapi juga menghambat perkembangan otak dan masa depan mereka. Mirisnya, Indonesia masih tercatat sebagai salah satu negara dengan angka stunting tertinggi di Asia Tenggara. Data SSGI 2021 menunjukkan, meskipun terjadi prevelensi penurunan dari 27,67% di tahun 2019 menjadi 24,4% di tahun 2021, angka ini tetap jauh di atas batas aman WHO sebesar 20%. Artinya, satu dari empat anak Indonesia masih berjuang melawan stunting.

Namun, harapan baru muncul dari solusi tak terduga. Siapa sangka, makanan sederhana seperti bihun, yang selama ini hanya dianggap sebagai pelengkap masakan dan sering terselip dalam semangkuk sayur sop anak-anak, bisa menjadi senjata ampuh dalam upaya mengatasi stunting melalui biofortifikasi bihun yang diperkaya sumber protein seperti tepung tulang ikan patin.

Bihun Fortifikasi dengan Tepung Tulang Ikan Patin

Tulang ikan patin, yang selama ini hanya dianggap sebagai limbah dari proses fillet, ternyata kaya kana nutrisi essensial seperti kalsium, fosfor, dan protein kolagen yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang dan jaringan pada anak. Melalui proses fortifikasi, tulang ikan patin diolah menjadi tepung halus dan difortifikasikan ke dalam bihun, mengubahnya dari sekadar sumber karbohidrat menjadi makanan fungsional anti-stunting.

Hasilnya? Bihun yang biasanya hanya mengenyangkan, kini juga menyehatkan. Penelitian menunjukkan bahwa bihun dengan penambahan 10-15% tepung tulang ikan patin memiliki kadar kalsium 40% lebih tinggi dibandingkan bihun biasa, tanpa mengganggu rasa atau tekstur. Keistimewaan bihun fortifikasi ini tak berhenti pada bahan bakunya saja. Inovasi lainnya hadir dari cara pembuatan bihun fortifikasi yang modern. Bihun diproses menggunakan mesin ekstruder yang merupakan teknologi pencetakan berbasis tekanan dan suhu tinggi yang umum digunakan dalam industri pangan.

Proses ekstrusi menghasilkan bihun dengan struktur pori mikro yang mempertahankan nutrisi tulang ikan patin sekaligus meningkatkan daya rehidrasi. Keunggulan utama penggunaan ekstruder dalam produksi bihun fortifikasi adalah efisiensi waktu dan energi, serta kemampuan memodifikasi tekstur produk secara presisi. Parameter ekstrusi seperti screw speed (150-200 rpm), suhu zona pencampuran, dan kadar air (25-30%) dioptimalkan untuk memastikan distribusi homogen tepung tulang ikan patin dalam bihun.

Dari Semangkuk Bihun, Lahir Harapan Baru

Bihun biasa kini berubah menjadi pahlawan gizi! Berkat inovasi fortifikasi tepung tulang ikan patin dan teknologi ekstrusi modern, terciptalah bihun kaya mineral yang tetap lezat namun bergizi tinggi. Dengan kandungan nutrisi unggul, rasa yang tetap disukai, dan proses produksi efisien, bihun fortifikasi tepung tulang ikan patin siap menjadi  solusi stunting yang cerdas, sederhana, dan lezat. Mengubah kebiasaan makan tanpa mengubah rasa, tapi berdampak besar bagi gizi generasi muda!

Sumber : World Health Organization. 2020. Levels and Trends in Child Malnutrition: UNICEF/ WHO/ World Bank Group Joint Child Malnutrition Estimates Key findings of the 2020 edition.

Fitri, R., Huljannah, N., Rochmah, T. N. 2022. Program Pencegahan Stunting Di Indonesia: A Systematic Review. Media Gizi Indonesia (National Nutrition Journal). Vol 17(3): 281-292.

 

By : Amelia Putri mahasiswa Teknologi Pangan dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

BERITA TERKINI

- Advertisment -