DISTRIKBANTENNEWS.COM – Minuman berwarna pastel, topping melimpah, dan snack gurih kekinian memang menggoda. Namun di balik tampilannya yang estetik dan tren viral, produk-produk ini sering kali menyimpan risiko yang luput dari perhatian konsumen. Kandungan gula, lemak jenuh, dan bahan tambahan pangan (BTP) seringkali melebihi batas aman konsumsi harian. Sayangnya, tidak semua orang terbiasa membaca label gizi, padahal informasi ini krusial untuk menghindari konsumsi berlebih.
Penelitian Octaria et al. (2022) mencatat bahwa satu gelas boba milk tea bisa mengandung lebih dari 35 gram gula, jauh melampaui anjuran WHO sebesar 25 gram per hari. Tak hanya minuman, camilan kekinian seperti keripik pedas, churros, atau dessert box juga cenderung tinggi gula dan lemak, tapi minim serat dan vitamin. Konsumsi rutin produk seperti ini bisa meningkatkan risiko obesitas, diabetes, bahkan gangguan metabolik jika tidak diimbangi pola makan sehat.
Sayangnya, banyak pelaku UMKM makanan yang belum menerapkan analisis pangan secara menyeluruh. Kadar air, keawetan produk, hingga uji mikrobiologi kerap diabaikan. Padahal, kadar air tinggi bisa mempercepat pertumbuhan jamur. Selain itu, konsumsi makanan ultra-proses dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah pada remaja. Jadi, yuk mulai jadi konsumen cerdas: baca label, kontrol porsi, dan lebih kritis terhadap jajan kekinian yang kita konsumsi setiap hari.
REFERENSI:
Octaria, Y. C., Oktaviani, L. D., dan Safitri, D. (2022). Kandungan gula dalam minuman teh susu dengan topping boba. Amerta Nutrition, 6(1), 171–176.
Politeknik Negeri Cilacap. (2022). Modul Praktikum Analisa Pangan. Program Studi Teknologi Pangan.
Wahyuni, N., Hidayat, N., dan Handayani, R. (2019). Hubungan Asupan Makanan Ultra Proses dengan Tekanan Darah Remaja di SMA Kota Padang. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 13(2), 115–121.