BerandaPemerintahanPenjabat Gubernur Banten Mengendalikan Inflasi dan Mendorong Gerakan Tanam untuk Stabilitas Ekonomi

Penjabat Gubernur Banten Mengendalikan Inflasi dan Mendorong Gerakan Tanam untuk Stabilitas Ekonomi

SERANG – Pada hari Senin (20/5/2024), Al Muktabar, Penjabat (Pj) Gubernur Banten, mengungkapkan bahwa inflasi di Provinsi Banten terkendali, pasokan dan persediaan barang terjaga, dan harga masih terjangkau oleh masyarakat. Menurutnya, ini adalah indikator bahwa perekonomian masyarakat berjalan dengan baik.

Al Muktabar menyampaikan hal ini setelah menghadiri Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi yang diadakan secara daring di Pendopo Gubernur Banten, KP3B Curug, Kota Serang. Rapat tersebut dipimpin oleh Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, Tomsi Tohir.

“Secara umum, berdasarkan laporan kementerian dan lembaga terkait, beras ada kecenderungan turun. Termasuk juga di Provinsi Banten,” kata Al Muktabar.

Namun, ia menambahkan bahwa masih ada beberapa komoditas yang perlu ditangani dengan serius, seperti cabai dengan variannya, daging ayam ras, bawang merah, dan bawang putih. “Telur sudah cukup baik,” tambahnya.

Untuk bawang merah, Al Muktabar mengatakan bahwa pihaknya sedang memperkuat hubungan antar daerah. “Kabupaten Pandeglang yang termasuk tinggi, kita akan berkonsentrasi untuk mengambil langkah-langkah teknis. Begitu juga dengan Kota Serang dan Kota Cilegon,” jelasnya.

Ia juga menekankan pentingnya mengendalikan inflasi mingguan dan bulanan yang pada akhirnya akan berdampak pada inflasi tahunan. “Memang perlu untuk kita konsentrasi mengendalikan inflasi mingguan, bulanan yang pada akhirnya nanti year on year (tahunan, red),” tambahnya.

Al Muktabar menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendorong langkah-langkah seperti pasar murah, menanam, dan lainnya. Ia juga menyebutkan sembilan langkah yang harus dilakukan pemerintah daerah dalam mengendalikan inflasi, termasuk pemantauan harga dan stok, rapat teknis tim pengendalian inflasi daerah, menjaga pasokan bahan pokok dan barang penting, dan lainnya.

“Untuk penggunaan BTT belum kita pergunakan karena dengan instrumen umum biasa kita masih melakukan langkah-langkah teknis,” jelas Al Muktabar.

Baca Juga:  Perbedaan Burnout dan Malas: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Mengatasinya

Ia juga berjanji akan turun langsung ke lapangan untuk memantau perkembangan agenda tanam cabai di Kabupaten Serang, bawang merah di Kabupaten Pandeglang, serta sentra produksi lainnya. Termasuk mengecek ketersediaan barang di pasar-pasar tradisional.

Menurut Al Muktabar, dengan kondisi cuaca yang mendukung, produksi komoditas pangan yang berkontribusi pada inflasi seharusnya tidak terganggu. “Alam kita sangat mendukung. Nanti kita ke lapangan hambatan apa yang terjadi,” jelasnya.

“Secara umum masyarakat masih berjalan dengan baik. Tidak ada kekurangan komoditi dan harga masih terjangkau oleh masyarakat. Menandakan rantai ekonomi berjalan dengan baik,” pungkas Al Muktabar.

Sementara itu, dalam Rapat Pimpinan Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Daerah Provinsi Banten, Virgojanti memberi arahan kepada OPD terkait untuk berkoordinasi dan bersinergi dengan OPD Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan pengendalian inflasi. Terutama dalam gerakan tanam, implementasi HPP gabah, pasokan beras, daging ayam, bawang putih, hingga bawang merah.

“Berpegang pada data ketika ke Kabupaten/Kota sehingga tepat sasaran,” ucapnya.

Dalam arahannya, Plt Sekjen Kemendagri Tomsi Tohir mengarahkan para kepala daerah untuk tidak tergantung pada rantai distribusi dari wilayah lain. Bagi yang daerahnya cocok untuk menanam, cabai dan bawang merah agar melakukan gerakan tanam.

“Bagi Kepala Daerah yang melihat daerahnya cocok dan masih bisa gerakan menanam agar dilaksanakan,” ujarnya.

(her/red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

Most Popular

- Advertisment -

Recent Comments