BerandaSosokMenulis Novel dalam 30 Hari, Kisah Singkat Seorang Santri Penulis Novel

Menulis Novel dalam 30 Hari, Kisah Singkat Seorang Santri Penulis Novel

- Advertisement -


DISTRIKBANTENNEWS.COM – ini adalah Pengalaman Pribadi Seorang Penulis Yang Memiliki Latar Belakang Sebagai Seorang Santri. Bernama Hasan Komarudin. dirinya lahir di Lebak-Banten. besar di pondok pesantern di Rangkasbitung. minatnya dalam menulis sudah tertanam sejak kecil.

Dalam dunia menulis, terkadang inspirasi datang dari tempat yang tak terduga. Bagi Hasan Komarudin, perjalanan menulis novelnya dimulai dari ketertarikan pada sebuah cerita di platform Wattpad. Namun, apa yang dimulai sebagai hobi membaca akhirnya menjadi panggilan untuk mencipta.

“Awalnya saya hanya iseng membaca sebuah novel di Wattpad hingga menemukan satu judul yang membuat saya tertarik untuk membacanya sampai tamat. Mungkin ini kali pertama saya jatuh cinta pada membaca,” ujar Hasan Komarudin, merenungkan kata-kata Nazwa Sihab yang menginspirasi, “Cuma perlu satu buku untuk jatuh cinta pada membaca. Cari buku itu. Mari jatuh cinta.”

Ketertarikan Hasan terhadap membaca semakin berkembang, bahkan ia rela menyisihkan uang jajan untuk membeli novel secara online setiap bulannya. Namun, suatu hari, seorang teman dari komunitas menulis online mengajaknya untuk mencoba menulis sendiri.
“Dengan ajakan teman, saya mulai terlibat aktif di komunitas menulis online,” ucap Hasan. Dari sinilah, langkah pertamanya dalam mengeksplorasi dunia menulis dimulai.

Dengan berjalannya waktu, tantangan untuk mengekspresikan cerita dalam bentuk novel semakin menghampiri Hasan. Ia mulai aktif di berbagai komunitas menulis, berinteraksi, berbagi ide, pengalaman, dan gagasan dengan sesama penulis.

“Tantangan untuk menulis novel sebenarnya cukup besar, terutama jika harus dilakukan dalam waktu singkat,” tutur Hasan. Namun, semangat dan dorongan dari komunitas menulis online membantunya mengatasi setiap rintangan.
Hasil dari perjalanan panjangnya, Hasan berhasil menyelesaikan novel pertamanya dalam waktu 30 hari. Proses menulis intensif ini tidaklah mudah, tetapi dengan kedisiplinan dan fokus, ia berhasil menyelesaikannya.

“Tentu saja, ada banyak hal yang harus dipelajari dalam menulis novel dalam waktu singkat. Mulai dari merencanakan plot, mengembangkan karakter, hingga menyusun alur cerita,” papar Hasan. “Namun, kunci utamanya adalah konsistensi dan ketekunan.”

Novel pertama Hasan telah terbit dan mendapat sambutan hangat dari pembaca. Pengalamannya dalam menulis novel dalam waktu singkat menjadi inspirasi bagi banyak orang, membuktikan bahwa dengan tekad dan kerja keras, segala sesuatu bisa dicapai. Bagi Hasan Komarudin, menulis bukan hanya sekadar menciptakan cerita, tetapi juga sebuah perjalanan untuk mengeksplorasi dunia imajinasi dan berbagi inspirasi dengan orang lain.

(red)

- Advertisment -

BERITA TERKINI

- Advertisment -

Recent Comments