Serang – Sekelompok Aliansi Warga Cileles, Lebak, Banten, mengaspirakan keluhan pembangunan mengenai jalan rusak yang selama ini menjadi keluhan warga Cileles di depan Gedung DPRD Provinsi Banten, KP3B, Kota Serang, Kamis (9/8/2025). Akses jalan yang rusak menjadi tantangan tersendiri, menghambat pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Salah satu perwakilan aliansi warga Cileles mengungkapkan, “akses jalan yang kurang memadai sehingga banyak keluhan yang dialami oleh warga, terutama warga yang ingin melakukan persalinan, karena akses jalan yang rusak menjadi tantangan tersendiri, dari orang yang sedang sakit, lahiran, pergi ke pasar, dll,” ungkap Evan, Koordinator Aliansi Warga.
Perwakilan Aliansi Warga juga menyampaikan aspirasi kepada Pemerintah Provinsi Banten. “Di hari yang sakral ini, Momentum Hari Jadi ke-25 Provinsi Banten pada 4 Oktober seharusnya menjadi ajang refleksi terhadap cita-cita awal pembentukan provinsi ini, yakni meningkatkan pendidikan, menekan angka kemiskinan, serta mempercepat pembangunan infrastruktur yang merata hingga pelosok desa,”
Dalam pernyataan sikap yang dibacakan oleh Aliansi Masyarakat dan Pemuda Cileles, disebutkan bahwa meski setiap tahun terjadi peningkatan pembangunan, namun angka kemiskinan dan pengangguran di Kabupaten Lebak, khususnya wilayah Cileles, masih tergolong tinggi. Padahal, daerah tersebut telah lama menjadi lokasi strategis berbagai proyek nasional, termasuk PTPN dan proyek pembangunan Jalan Tol Serang – Panimbang.
“Peningkatan ekonomi dan pemulihan pasca-pandemi di Banten belum dirasakan secara signifikan oleh masyarakat kecil, terutama di Cileles. Banyak industri berdiri, tapi belum mampu memprioritaskan SDM lokal,” demikian salah satu kutipan yang dibacakan dalam pernyataan mereka.
Masyarakat juga menyoroti proyek tol dan aktivitas perusahaan besar, yang dianggap telah merusak akses jalan warga dan mengganggu mata pencaharian penduduk sekitar. Selain itu, keberadaan lahan HGU PTPN yang belum optimal dimanfaatkan juga disebut sebagai hambatan pembangunan di sektor pertanian dan kesejahteraan masyarakat.
“Banyak warga yang kehilangan akses ke sawah karena jalan rusak akibat aktivitas proyek. Kondisi ini menyebabkan hasil pertanian menurun dan warga kesulitan ekonomi,” ungkap perwakilan aliansi.
Aliansi tersebut menilai bahwa hingga usia 25 tahun, Provinsi Banten masih menghadapi ketimpangan pembangunan antarwilayah. Mereka berharap pemerintah provinsi dan kabupaten lebih berpihak kepada masyarakat desa, bukan hanya pada kepentingan politik dan investor besar.
”Ulang tahun ke-25 Provinsi Banten seharusnya menjadi momen pembuktian, bukan sekadar seremonial. Kami ingin Banten benar-benar hadir untuk rakyatnya,” tegas pernyataan penutup aliansi tersebut.
Ketua Komisi V DPRD Provinsi Banten, Muhammad Nizar, menyambut langsung aspirasi warga Cileles. “Terima kasih teman-teman semua atas aspirasinya,” ujarnya.
Menanggapi tuntutan tersebut, Nizar mengatakan, “Kebetulan saya dari fraksi Gerindra, adik Bang Andra. Nanti sore saya akan sampaikan langsung ke Bang Andra (Gubernur Banten-red) terkait tuntutan dari masyarakat.”
Ia juga menjelaskan mekanisme tindak lanjutnya. “Tentu semua ini ada mekanismenya. Jalan Bang Andra itu ada pergub-nya dan ada aturan mainnya. Nanti akan kita sampaikan ke kepala desa masing-masing agar disampaikan ke kepala PU-nya Lebak, gitu.”
Nizar menambahkan, “Tapi boleh juga ditembuskan ke DPRD. Nanti saya telepon Kadis PU-nya, nanti usulan untuk jalan Bang Andra segera kita sampaikan ke Kadis PU dan semoga menjadi prioritas di tahun 2026.”
“Kalau tahun ini kan nggak mungkin, karena anggarannya harus disusun dulu. Nanti 2026 kita coba usulkan bisa dibangun,” ujarnya.
Salah satu kelompok dari aliansi warga kemudian menimpali dengan suara lantang, “Jani itu harus ditepati itu, Pak,” teriaknya, disambut riuh dukungan peserta aksi.
Aksi penyampaian aspirasi ini berjalan damai dan kondusif, serta mendapat pengawalan langsung dari pihak kepolisian Polda Banten hingga kegiatan selesai. (red)