CILEGON – Kabar positif datang dari Lapas Kelas IIA Cilegon. Sebanyak 28 warga binaan secara resmi dibebaskan pada Sabtu (16/11) melalui program pembebasan bersyarat. Yang menonjol dari pelaksanaan ini adalah bahwa seluruh prosesnya berlangsung tanpa biaya atau pungutan apa pun, mematahkan persepsi masyarakat bahwa pelayanan di Lapas selalu dipungut biaya.
Program tersebut adalah bagian dari kebijakan integrasi bagi narapidana yang memenuhi persyaratan administratif dan substantif. Yosafat Rizanto, Kepala Lapas Cilegon, menyampaikan bahwa pembebasan ini tidak hanya memberi kebebasan fisik, tetapi juga mempersiapkan para warga binaan dengan keterampilan dan kesiapan mental untuk menghadapi kehidupan di luar Lapas.
“Kami bertanggung jawab memastikan mereka kembali ke masyarakat dengan semangat baru dan siap menghadapi tantangan masa depan. Semua proses dilakukan tanpa pungutan, sebagai bukti nyata dari pelayanan bersih yang diberikan oleh Lapas Cilegon,” kata Yosafat.
Selama masa pembinaan, para warga binaan dilatih keterampilan seperti usaha mandiri dan pertanian, yang bertujuan membantu mereka menciptakan kemandirian ekonomi setelah mereka bebas.
Upaya ini merupakan bagian dari komitmen Lapas Cilegon untuk mendukung rehabilitasi narapidana dan membangun masyarakat yang inklusif bagi mantan narapidana.(*)
(red)
