Jumat, 13 Desember 2024 2:51 WIB
BerandaUncategorizedTIDAK KENAL GENGSI PEMUDA SINDANGSARI SEMANGAT BERTANI

TIDAK KENAL GENGSI PEMUDA SINDANGSARI SEMANGAT BERTANI

- Advertisement -
DBN – LEBAK
Rabu, 18/1/2023. Sebagian besar pemuda desa memilih hidup merantau ke Jakarta untuk mencari pengalaman dan penghasilan yang lebih menjanjikan ketimbang mengikuti jejak orang tua sebagai petani. Dikutip dari sebuah jurnal sosial ekonomi dan kebijakan pertanian, (agriekonomika volume 8, nomor 2, 2019) ada berbagai alasan yang menjadi penyebab menurunnya minat pemuda untuk bekerja di sektor pertanian, salah satunya adalah sektor pertanian memiliki citra yang kurang bergengsi dengan teknologi yang belum maju dan belum 
 dapat memberikan pendapatan yang memadai. Sektor pertanian di Indonesia mayoritas masih menggunakan teknologi yang tradisional dan adopsi teknologi yang masih rendah, sedangkan di sektor industri dan jasa teknologi sudah sangat maju sehingga banyak pemuda yang tertarik untuk bekerja di sektor tersebut. 
Selain itu, rendahnya pendapatan, risiko yang tinggi pada usaha pertanian dan keuntungan yang tidak mencukupi dibandingkan dengan usaha di sektor lain membuat pertanian menjadi pilihan terakhir dibandingkan pekerjaan lain (Umunnakwe dkk., 2014)

Hal ini dirasakan oleh pemuda Desa Sindangsari, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak-Banten. Abdul Kodir, Seorang mahasiswa pertanian Universitas Terbuka mengaku minat dalam menempuh pendidikan sektor pertanian juga begitu minim sehingga kita kekurangan petani yang berintegritas. Padahal potensi di daerah kita umumnya di Kabupaten Lebak untuk sektor pertanian begitu tinggi. Dia juga menceritakan kegundahannya dalam berkarya di sektor ini. 
“Banyak yang bertanya kepada saya kenapa harus memilih jurusan pertanian? ya kenapa tidak, karena bapak saya petani, biaya hidup keluarga dan pendidikan saya juga dari hasil pertanian,” ujar pemuda 26 tahun itu. 
Meskipun bekerja di sebuah perusahaan otomotif di Rangkasbitung, kini dia menggarap lahan sekitar rumahnya untuk menjadi ladang yang lebih produktif. Dengan memanfaatkan hari libur kerja atau sepulang dan sebelum bekerja dia merawat tanaman di kebun samping rumahnya. ditemani seorang sahabat yang berprofesi sebagai fotografer, tanpa kenal gengsi semangatnya mengubah lahan tidur menjadi lahan yang hijau mulai nampak. Tentu saja ini bukan hanya bisa menambah penghasilannya dan meminimalisir angka belanja namun juga menjadi harapan tumbuhnya minat bertani pemuda desa. 

( Red Mardiana )

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

BERITA TERKINI

- Advertisment -