SERANG – Pada hari Minggu, (28/7/24), Perkumpulan Keluarga Orang Sumatera Terintegrasi (Kostrat) merayakan hari jadi yang ke-1 Tahun dengan meriah dan penuh semangat di Alun-alun Kota Serang. Acara yang dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk pejabat daerah, tokoh masyarakat, serta anggota Kostrat dari berbagai daerah, menjadi momen penting dalam perjalanan organisasi ini.
Saat ditemui wartawan distrikbantennews.com pada Senin, (29/7/24). Ketua Umum Keluarga Orang Sumatera Terintegrasi (Kostrat), Hannibal, S.Sos., M.Si., memberikan penjelasan mendalam mengenai tujuan dan visi misi organisasi ini. Kostrat didirikan untuk memperkuat ikatan kekeluargaan di antara masyarakat Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) yang merantau dari lima provinsi yaitu Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jambi, dan Bangka Belitung.
Hannibal menjelaskan bahwa visi Kostrat adalah membangun dan memperkuat silaturahmi serta rasa kekeluargaan di antara perantau Sumbagsel.
“Kami ingin agar terjalin hubungan yang erat di antara kami, sebagai sesama anak rantau di luar daerah asal kami,” kata Hannibal.
Adapun misi mereka termasuk menghapus stigma negatif yang sering dikaitkan dengan masyarakat Sumbagsel, yang sering kali diasosiasikan dengan dunia kriminal.
“Kami berharap melalui kegiatan-kegiatan kami, stigma negatif ini bisa dihilangkan dan masyarakat kami dapat diterima lebih baik di berbagai lingkungan,” jelas Hannibal.
Hannibal juga menyoroti tantangan yang dihadapi oleh masyarakat Sumbagsel di dunia kerja, di mana mereka sering mengalami kesulitan mendapatkan pekerjaan karena latar belakang mereka.
“Ini adalah bentuk stigma negatif yang bukan rahasia umum lagi. Dengan adanya paguyuban ini, kami ingin mengubah pandangan tersebut dan menunjukkan bahwa masyarakat Sumbagsel juga memiliki nilai sosial yang tinggi,” ujarnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Kostrat melaksanakan berbagai kegiatan sosial dan kemanusiaan. Salah satu kegiatan yang menonjol adalah sunatan massal yang diadakan di desa-desa dan kelurahan. Selain itu, mereka juga mengadakan kegiatan donor darah.
“Pada acara hari jadi kami, kami berhasil mengumpulkan darah dari sekitar 50 orang. Kegiatan ini sangat berarti bagi kami dan juga bagi masyarakat Banten yang membutuhkan,” ungkap Hannibal.
Selain donor darah, Kostrat juga melakukan pemberian sembako dan pemotongan hewan kurban pada hari-hari tertentu seperti Idul Adha.
“Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat hubungan antara masyarakat Sumbagsel dengan masyarakat sekitar dan membangun rasa saling pengertian,” kata Hannibal.
Hannibal menekankan bahwa kegiatan-kegiatan ini tidak hanya bermanfaat bagi anggota Kostrat tetapi juga untuk masyarakat luas. “Kami ingin menunjukkan bahwa masyarakat Sumbagsel memiliki jiwa sosial, empati, dan simpati yang tinggi. Dengan berbagai kegiatan positif ini, kami berharap masyarakat bisa melihat kami dari sisi yang lebih baik,” ujarnya.
Dalam upaya melestarikan seni dan budaya Sumbagsel, Kostrat selalu menampilkan tarian dan musik tradisional pada setiap kegiatan. Pada acara hari jadi yang pertama, mereka menampilkan musik Dol dari Bengkulu.
Musik Dol, yang biasa dimainkan dalam acara budaya Tabot, mirip dengan rampak beduk di Sunda namun dengan atraksi berputar sambil memegang gendang besar. “Kami sengaja menampilkan musik Dol untuk memperkenalkan kekayaan budaya kami kepada masyarakat Banten dan anggota Kostrat dari provinsi lain,” jelas Hannibal.
Selain musik Dol, mereka juga menampilkan tarian dan silat dari suku Sumendo. Kostrat memiliki padepokan di Bogor dan berencana mendirikan padepokan baru di Banten untuk mendukung pelestarian budaya. “Kami ingin memastikan bahwa seni dan budaya Sumbagsel tetap eksis dan terjaga dengan baik,” tambah Hannibal.
Di sisi kesejahteraan anggota, Kostrat sedang menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk Yayasan Maritim Pembangunan, untuk memberikan kemudahan pendidikan bagi anak-anak anggota. “Kami berupaya meningkatkan kesejahteraan anggota melalui pendidikan agar anak-anak anggota bisa mendapatkan pekerjaan yang layak dan membawa kesejahteraan bagi keluarganya,” kata Hannibal.
Kostrat juga merencanakan kerja sama dengan Kemenkumham, khususnya Bapas Ciangir, Kabupaten Tangerang untuk mendirikan griya bipaya.
Griya ini akan menjadi tempat pembinaan bagi narapidana yang sudah bebas dengan jalur pembebasan bersyarat, di mana mereka akan belajar keterampilan seperti pembuatan pupuk dan budidaya hidroponik.
“Kami berharap keterampilan ini bisa membantu mereka untuk kembali ke masyarakat dan menghidupi keluarganya,” ungkap Hannibal.
Selain itu, Kostrat merencanakan pembentukan bank sampah di lingkungan tempat tinggal anggota. Mereka telah berkomunikasi dengan alumni yang telah menjalankan program serupa dan berencana melakukan studi banding untuk mempelajari proses pengumpulan dan pengolahan sampah.
“Kami ingin membantu pemerintah meminimalisir sampah dan memberikan penghasilan tambahan bagi anggota kami,” tambah Hannibal.
Dengan berbagai kegiatan ini, Kostrat berharap dapat mempererat hubungan antara masyarakat Sumbagsel dengan masyarakat non-Sumbagsel serta berperan dalam pembangunan nasional melalui pelestarian seni budaya dan peningkatan kesejahteraan anggota.
Hannibal juga menambahkan bahwa meskipun banyak kemajuan telah dicapai, masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan untuk meningkatkan kekompakan dan kesejahteraan anggota serta merancang program-program Kostrat ke depan agar terus berkembang dengan baik.
Pewarta: Herfa