TANGERANG – Masyarakat diimbau untuk lebih waspada terhadap gejala keracunan makanan yang kerap kali muncul secara tiba-tiba, bahkan beberapa jam hingga satu hari setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Peringatan ini disampaikan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang menyusul meningkatnya potensi kasus keracunan akibat makanan yang tidak higienis.
Kepala Dinkes Kota Tangerang, dr. Dini Anggraeni, menjelaskan bahwa gejala keracunan bisa bervariasi, tergantung pada jenis bakteri atau zat berbahaya yang masuk ke tubuh.
“Tanda-tanda umum yang sering muncul antara lain mual, muntah dan diare. Kadang disertai darah, kram atau nyeri perut, demam ringan hingga sedang, lemas, hilang nafsu makan, serta sakit kepala,” ungkap dr. Dini, Jumat (24/10/25).
Menurut dr. Dini, langkah cepat dan tepat sangat penting dilakukan begitu gejala muncul. Salah satu pertolongan pertama yang bisa dilakukan di rumah adalah memastikan tubuh tidak kekurangan cairan.
“Yakni, minum air putih, oralit atau minuman elektrolit untuk mencegah dehidrasi. Jika memungkinkan, beri makanan ringan yang mudah dicerna,” jelas dr. Dini.
Namun, ia menegaskan bahwa jika gejala semakin berat atau tidak kunjung membaik, masyarakat sebaiknya tidak menunda untuk mencari pertolongan medis.
“Jika gejala dirasakan semakin berat atau tidak kunjung membaik, masyarakat agar segera memeriksakan diri ke klinik, puskesmas terdekat atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat,” tegasnya.
Lebih lanjut, dr. Dini juga mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan makanan, baik dalam proses pengolahan maupun penyajian, guna mencegah terjadinya keracunan.
“Masyarakat penting menjaga kebersihan makanan, mulai dari proses pengolahan hingga penyajian, serta memastikan bahan makanan dalam kondisi segar dan matang sempurna. Upaya ini diharapkan dapat mencegah kasus keracunan makanan yang dapat membahayakan kesehatan,” tutupnya.
Melalui imbauan ini, Dinkes Kota Tangerang berharap masyarakat semakin sadar pentingnya pola makan sehat dan higienis, sehingga kasus keracunan makanan dapat diminimalkan dan kesehatan warga tetap terjaga.
