JAKARTA – Selama ini diabetes identik dengan penyakit orang tua. Namun, tren terbaru menunjukkan kondisi yang mengkhawatirkan: remaja dan anak muda kini mulai terancam oleh penyakit yang dikenal sebagai silent killer tersebut.
Data Kementerian Kesehatan RI menyebutkan, kasus diabetes tipe 2 pada usia muda meningkat signifikan dalam lima tahun terakhir. Pola makan tinggi gula, minuman manis, kurangnya olahraga, serta gaya hidup serba instan menjadi penyebab utama.
“Fenomena ini patut diwaspadai. Generasi muda sekarang lebih suka makanan cepat saji dan minuman manis kemasan. Ditambah aktivitas fisik yang rendah, risiko terkena diabetes meningkat sejak usia dini,” ujar dr. Rachmat Hidayat, Sp.PD, spesialis penyakit dalam, Kamis (25/9/25).
Gejala awal diabetes sering kali tidak disadari. Rasa haus berlebihan, sering buang air kecil, mudah lelah, hingga luka sulit sembuh kerap dianggap hal sepele. Padahal, jika dibiarkan tanpa penanganan, diabetes bisa memicu komplikasi serius seperti penyakit jantung, stroke, hingga gagal ginjal.
Menariknya, kasus diabetes pada remaja banyak ditemukan di kota besar, di mana pola hidup tidak sehat lebih mendominasi. Studi juga menunjukkan penggunaan gawai berlebihan yang membuat remaja kurang bergerak turut berkontribusi terhadap risiko diabetes dini.
Sebagai langkah pencegahan, para ahli merekomendasikan pola hidup sehat dengan menjaga asupan gizi seimbang, rutin berolahraga minimal 30 menit sehari, serta membatasi konsumsi minuman manis.
“Diabetes bukan lagi penyakit orang tua. Remaja sekarang juga bisa kena. Karena itu, pencegahan sejak dini sangat penting untuk melindungi generasi muda,” tegas dr. Rachmat.
Dengan meningkatnya kasus diabetes di usia muda, masyarakat diingatkan bahwa pola hidup sehat bukan pilihan, melainkan kebutuhan.
