LEBAK – Harga gabah kering simpan di penggilingan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, telah mengalami kenaikan signifikan dalam dua bulan terakhir, mencapai Rp7.500 per kilogram. Sebelumnya, harga tersebut berada di angka Rp6.000 per kilogram, yang berdampak langsung pada kenaikan harga beras di pasaran.
Bambang (55), pemilik penggilingan di Warunggunung, Kabupaten Lebak, mengatakan, “Kami masih memproduksi beras dari gabah kering simpan yang kami terima dari petani.” Gabah yang diterima disimpan di gudang dan dijemur sebelum diproses menjadi beras. Kenaikan harga gabah ini turut dipengaruhi oleh harga beras di pasaran yang mencapai harga eceran tertinggi (HET) Rp12.500 per kilogram.
Bambang menambahkan, “Kami menjual beras dengan harga Rp12.500 per kilogram dan menyuplai hingga 30 ton per bulan ke Pasar Tradisional Rangkasbitung.”
Ruhiana, Ketua Kelompok Tani Sukabungah di Desa Tambakbaya, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, menyebutkan bahwa harga gabah kering simpan kini mencapai Rp7.500 per kilogram setelah penyesuaian dari Badan Pangan Nasional (Bapanas). Dia juga menjelaskan bahwa saat ini petani belum memasuki musim panen raya, yang menyebabkan harga gabah meningkat.
Saat ini, harga beras jenis medium berkisar antara Rp14.000 per kilogram untuk KW 1, Rp13.500 per kilogram untuk KW 2, dan Rp12.600 per kilogram untuk KW 3. Ruhiana menyatakan, “Kami sebagai petani merasa senang dengan kenaikan harga gabah ini.”
Deni Iskandar, Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, mengatakan bahwa pemerintah menyambut baik kenaikan harga gabah kering simpan menjadi Rp7.500 per kilogram, yang lebih tinggi dari harga patokan pemerintah (HPP) sebesar Rp5.100 per kilogram. Ia menambahkan, “Kenaikan harga gabah ini berpotensi meningkatkan pendapatan ekonomi petani dan kesejahteraan keluarga mereka.”
Menurut Deni, jika panen menghasilkan lima ton gabah kering simpan dengan harga Rp7.500 per kilogram, pendapatan petani bisa mencapai puluhan juta rupiah per hektare. (*)
(red)