Rabu, 18 September 2024 7:21 WIB
BerandaPemerintahanDP3AKKB Banten Luncurkan Kampanye Pencegahan Seks Bebas untuk Mencegah Kehamilan yang Tidak...

DP3AKKB Banten Luncurkan Kampanye Pencegahan Seks Bebas untuk Mencegah Kehamilan yang Tidak Diinginkan dan Stunting

- Advertisement -

SERANG, DISTRIKBANTENNEWS.COM – Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Kependudukan dan Keluarga Berencana (DP3AKKB) Provinsi Banten telah memulai kampanye di Sentul, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, dengan tujuan untuk mencegah perilaku seks bebas di kalangan remaja dan masyarakat setempat.

Kampanye ini bertujuan untuk mengurangi angka kehamilan yang tidak diinginkan, mencegah penyebaran penyakit yang berhubungan dengan kehamilan, dan mencegah stunting pada bayi.

Kepala DP3AKKB Provinsi Banten, Sitti Ma’ani Nina, yang akrab disapa Nina, mengungkapkan hal ini saat memberikan edukasi tentang upaya pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan di Sentul, pada hari Selasa (14/5/2024).

Nina menekankan bahwa ada banyak risiko berbahaya yang dapat timbul dari seks pranikah, salah satunya adalah kehamilan yang tidak diinginkan. “Untuk itu, remaja perempuan harus berani mengatakan tidak jika diajak berhubungan seks pranikah oleh teman atau pacar mereka. Begitu pula remaja laki-laki harus menghormati teman wanita atau pacar mereka dengan tidak mengajak atau memaksa berhubungan seks pranikah,” ujar Nina.

Selain kehamilan yang tidak diinginkan, Nina juga menambahkan bahwa seks pranikah dapat menimbulkan risiko penularan penyakit seperti HIV dan AIDS, kanker serviks, risiko kehamilan dan persalinan, aborsi, dan dampak psikologis seperti rasa malu, takut, rasa berdosa, dikucilkan, dan ketidakpastian masa depan.

Nina menegaskan bahwa untuk mencegah hal-hal tersebut, diperlukan peran serta dari orang tua, masyarakat, guru, dan pemerintah dalam memberikan pemahaman tentang bahaya seks bebas. “Bisa melalui penguatan iman dan takwa, memberikan pemahaman bahwa tugas utama remaja adalah belajar, bermain, dan melakukan aktivitas positif,” katanya.

Dalam sosialisasi tersebut, Nina mengajak semua remaja di Banten, khususnya di Kabupaten Pandeglang, untuk menjaga kesehatan reproduksi mereka. “Seperti bagaimana merawat area intim bagi remaja perempuan, hingga bagaimana kehamilan ideal, seperti menikah di atas umur 20 tahun. Dan ini juga dapat mengurangi risiko penularan penyakit hingga kekerasan seksual,” jelasnya.

Menurut Nina, remaja yang menjaga kesehatan reproduksi mereka juga dapat mencegah potensi stunting pada bayi yang akan mereka lahirkan pada usia ideal pernikahan dan kehamilan.

“Kita juga memberikan cara-cara bagaimana menjaga kebersihan organ intim remaja perempuan, jika kurang darah maka harus minum obat penambah darah, asupan makanan yang bergizi dan lain-lain. Sehingga, ketika sudah memasuki umur ideal menikah dan hamil maka potensi stunting pada calon bayi akan berkurang,” tambahnya.

Heri Handoko, anggota Komisi V DPRD Banten, menyatakan dukungannya terhadap program tersebut dan menilai bahwa sosialisasi tersebut sangat penting dalam mencegah kehamilan dini dan risiko stunting. “Laju pertumbuhan penduduk mempunyai banyak pengaruh terhadap lingkungan. Untuk mengantisipasi itu, perlu adanya pengendalian jumlah penduduk agar kelestarian lingkungan dapat terjaga dan kualitas kehidupan manusia dapat menjadi lebih baik ke depannya,” katanya.

(red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

BERITA TERKINI

- Advertisment -

Recent Comments