SERANG, DISTRIKBANTENNEWS.COM – Ngeropok merupakan suatu tradisi masyarakat kota dan kabupaten serang di mana setiap warga berkumpul untuk berkeliling desa dengan arak-arakan berbagai bentuk kreasi dalam rangka memeriahkan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini merupakan rutinitas tahunan yang sudah dilakukan secara turun temurun.
Hari ini Minggu, (8/10/2023) Tradisi ngeropok digelar di masjid At-Takwa Kampung Karundang, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang. Tradisi ngeropok ini mengundang 7 wilayah warga diantaranya Karundang Masjid, Karundang Tengah, Karundang Lor, Kemunjulan, Tembong, Wakab, dan Wilayah lainnya. Tradisi ngeropok tersebut juga mengundang beberapa tokoh agama dari berbagai wilayah untuk memimpin do’a.
Ngeropok pada dasarnya sama seperti ngeriung yang dikhususkan untuk laki–laki dan digelar di dalam masjid, namun antusias warga yang begitu besar, apalagi dengan adanya arak-arakan panjang yang berisi berbagai bahan kebutuhan dengan dikreasikan menjadi berbagai bentuk unik. sehingga menarik siapapun yang melihatnya tidak terkecuali kaum perempuan yang ingin ikut merasakan kemeriahannya.
Menurut Bagus Rahmatullah Ketua Panitia telah memberikan himbauan agar wanita tidak mengikuti kegiatan tersebut. Namun, antusias warga luar yang datang sudah tidak dapat dicegah.
“Sebenarnya dari dulu, dari tahu Ketahun perempuan itu tidak boleh ikut ngeropok. Mangkanya kalau warga sini tidak ada. Itu dari warga luar.” Jelasnya
Larangan bagi kaum perempuan untuk tidak mengikuti ngeropok ini supaya kaum perempuan tidak ikut berdesakan dan bercampur bersama laki-laki di dalam masjid. Selain itu, Hal inilah yang menjadi konsen untuk panitia ngeropok kali ini dengan membuat pengumuman dalam bentuk sepanduk.
Penomena ini juga dirasakan hampir di setiap daerah yang menggelar acara ngeropok, pasalnya beberapa waktu lalu di Tembong Pabuaran, kami juga pernah mewawancarai salah satu tokoh agama saat ada acara ngeropok di sana.
“Yang kami pikirkan saat ini, bagaimana caranya mengatur kaum perempuan agar tidak ikut ngeropok kedalam masjid.” Komentar Sarkawi, tokoh masyarakat Tembong.
“Tapi ya namanya masyarakat yang datang dari jauh. Tidak mungkin juga kami usir.” Lanjutnya.
Para tokoh juga menjelaskan peran kaum hawa dalam ngeropok ini biasanya sebatas mempersiapkan, seperti berbelanja dan menghias panjang. Kemudian kaum perempuan hanya diperkenankan untuk menyaksikan kemeriahan tradisi ini dari luar masjid Saja. Namun jika untuk ikut ke dalam masjid itu dirasa kurang elok, apalagi harus berdesakan dan bercampur dengan lawan jenis.
Pewarta : Hilmi
Editor : Mardiana