- Advertisement -
DBN – Lebak, Kasepuhan Cipinang merupakan salah satu kasepuhan yang berada di Satuan Adat Banten Kidul (Sabaki) dalam tatannya kelompok masyarakat ini masih menjaga erat budaya dan tradisi yang diwariskan oleh leluhur.
Salah satu tradisinya yakni syukuran pare anyar. Tradisi ini dimaksudkan sebagai bentuk rasa sukyukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas selesainya prosesi panen. Dalam pelaksanaanya syukuran pare anyar dilaksanakan dengan berbagai ritual baik secara adat maupun secara agama
Prosesi inti pada acara syukuran pare anyar digelar dengan do’a bersama (ngariung). Ngariung biasanya dilaksanakan di umah gede (rumah adat kasepuhan). Beberapa bakul nasi ditata rapi di depan seluruh penduduk laki-laki yang hadir. Ketua adat akan membuka ritual ini dengan menyebut sirsilah keturunan mereka dari hulu hingga hilir.
Dalam hal ini abah juanda selaku ketua adat juga menyampaikan banyak pesan dan harapan yang diucapkan dengan menggunakan bahasa sunda secara khidmat. Salah satu inti pesan di dalamnya yakni agar para karuhun ngajaga (menjaga), ngariksa (mengampuni) atas kesalahan yang tidak sengaja semisal butiran padi yang diyakini sebagai titisan Dewi Sri terjatuh, tertinggal, bahkan terinjak. Melalu ritual ini kasepuhan juga berdo’a agar hasil panen mendapatkan keberkahan sehingga cukup hingga musim depan.
Acara dilanjutkan dengan maca syekh yang dipimpin oleh Abah Suma secara prosesi adat. Yang kemudian secara sariat agama dipimpin oleh Abah Ugan hingga do’a dan makan bersama. Sementara itu di luar Umah Gede tepatnya di atas Ajeng (aula terbuka) telah dihadirkan hiburan berupa pagelaran seni tari dan musik tradisional jaipong. Untuk menghibur seluruh masyarakat yang hadir dalam acara tersebut
Puncak dari prosesi adat tatanen (pertanian) di kasepuhan adat abnten pakidulan adalah serentaun yang akan dilaksanakan beberapa bulan lagi. (Red/Mardiana)