Jumat, 13 Desember 2024 4:02 WIB
BerandaPendidikanBELAJAR TIDAK KENAL UMUR DAN LIBUR

BELAJAR TIDAK KENAL UMUR DAN LIBUR

- Advertisement -

DISTRIKBANTENNEWS.COM – LEBAK

Saung Ilmu Wujudkan Indonesia Gemilang dari Desa Gemilang yang bertempat di Kp. Ciomas, Kecamatan Sajira,Kabupaten Lebak Banten pada Jumat 30/12.

Libur sekolah semester ganjil sebentar lagi akan berakhir, jika biasanya libur sekolah ditambah dengan momentum tahun baru diisi dengan kegiatan bepergian mengunjungi destinasi wisata, hal ini tidak berlaku pada anak-anak desa Sindangsari khususnya di kp. Ciomas, kecamatan Sajira, kabupaten Lebak-Banten. pasalnya sejak awal libur semester hingga saat ini anak-anak dengan konsisten memenuhi saung ilmu Al-Azhar untuk tetap belajar.

Saung ilmu adalah program pemberdayaan masyarakat desa yang dikembangkan oleh Laznas Al-Azhar melalu program desa gemilang. Saung ini menjadi pusat pengetahuan dan keterampilan masyarakat, pusat musyawarah dan interaksi, dan pusat perencanaan program. dan salah satu program di saung ini adalah Komunitas Marbel (Mari Belajar).

Komunitas ini berfokus pada pendidikan dan pengembangan literasi, melalui bimbingan baca, tulis dan hitung. ditambah lagi dengan baca tulis al-quran dan juga menanamkan minat bertani sejak dini.

“Saya sangat miris pertama kali ditugaskan di sini melihat fakta anak anak kelas 5-6 SD belum bisa membaca, Kesehariannya dihabiskan dengan main game online. Tapi sekarang Alhamdulillah anak-anak belajar dengan semangat. bahkan yang belajar di sini bukan hanya dari kampung Ciomas, namun ada juga yang berasal dari kampung Sangiang dan kampung sumandang.” ujar Achmad Hidayatullah. Dai Sahabat Masyarakat (Dasamas) Laz Al-Azhar.

Kegiatan belajar di saung ilmu ini hampir tidak ada waktu libur dan tidak terbatas umur, setiap harinya pasti ada saja yang berkunjung untuk belajar meski hanya sekadar membaca buku yang terpajang. bahkan tidak jarang Saung yang selesai dibangun pada tahun 2021 ini menjadi tempat kegiatan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi.

“Luar biasa. sejak ada saung ini, banyak perubahan yang terjadi, karena di sini bukan hanya anak-anka tapi juga bapak-bapak dan ibu-ibupun turut ikut belajar bersama relawan. kami belajar bagaimana bertani dan mengurus ternak supaya bisa lebih produktif.” pendapat Bang Jek, salah satu Anggota Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).

Selain Komunitas Marbel, di saung ini juga terdapat Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang diisi oleh kaum bapak melalui program pertanian, koprasi, dan peternakan domba. sedangkan untuk kaum ibu sendiri memiliki kemunitas yang bernama Kelompok Wanita Tani (KWT) yang berfokus pada pengolahan hasil pertanian. kelompok ini memiliki produk kripik pisang yang sudah menyentuh pasar ibu kota. masing-masing kelompok terjadwal dan memiliki pelatihan yang berbeda-beda. ( Red – Akin ).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

BERITA TERKINI

- Advertisment -