Kota TangerangPemerintahan

Pemkot Tangerang Bina Perpustakaan Lapas Perempuan — Dorong Literasi Jadi Sarana Rehabilitasi dan Harapan Baru bagi Warga Binaan

TANGERANG – Ada suasana berbeda di Lapas Perempuan Kelas II A Tangerang. Di balik tembok tinggi dan pintu besi, geliat semangat belajar dan membaca justru kian terasa. Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas layanan literasi — kali ini dengan melakukan pembinaan perpustakaan di Lapas Perempuan Kelas II A Tangerang.

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari upaya Pemkot Tangerang untuk memastikan pengelolaan perpustakaan di berbagai lembaga, termasuk di lingkungan pemasyarakatan, berjalan sesuai standar dan mampu memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, terutama bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).

Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota Tangerang, Engkos Zarkasyi, menuturkan bahwa pembinaan dilakukan menyeluruh — mulai dari kondisi fisik perpustakaan, standardisasi layanan sirkulasi, hingga pengelolaan bahan pustaka menggunakan sistem Dewey Decimal Classification (DDC). Sistem ini membantu memudahkan prosedur peminjaman, pengembalian, dan perpanjangan koleksi bagi warga binaan.

“Kami menggelar pembinaan rutin ini untuk mendorong pengelolaan perpustakaan bisa berjalan sesuai standar. Khususnya perpustakan di Lapas Perempuan Kelas II A ini, dapat menjadi sarana rehabilitasi untuk membantu warga binaan memperoleh wawasan baru, harapan baru, sekaligus mempersiapkan diri mereka untuk kembali berintegrasi secara positif ke tengah masyarakat,” ujar Engkos, Kamis (16/10/25).

Lebih dari sekadar tempat membaca, Engkos menjelaskan bahwa pihaknya juga ingin menjadikan perpustakaan di Lapas tersebut sebagai pusat literasi kreatif yang menumbuhkan semangat belajar dan kemandirian.

“Kami juga membantu pihak pengelola perpustakaan untuk merancang kegiatan positif yang tidak hanya meningkatkan minat baca, melainkan menjadi wadah rehabilitasi efektif bagi warga binaan di sana,” tambahnya.

Melalui pembinaan ini, Pemkot Tangerang mendorong adanya kegiatan literasi seperti komunitas baca, bedah buku, dan bimbingan belajar yang relevan dengan kebutuhan para WBP — termasuk untuk mendukung program pendidikan Paket A, B, dan C di Lapas Perempuan Kelas II A Tangerang.

Harapannya, perpustakaan di dalam lapas tak lagi sekadar ruang penuh buku, tetapi juga menjadi ruang tumbuh dan penyembuhan, tempat di mana warga binaan bisa menemukan makna baru dari literasi — membuka pikiran, memperbaiki diri, dan menatap masa depan dengan optimisme baru.

Dengan langkah ini, Pemkot Tangerang menegaskan bahwa literasi bukan hanya milik masyarakat di luar tembok lapas, melainkan hak semua orang untuk belajar, berubah, dan berdaya kembali.

Related Posts

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *