TANGERANG — Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang kembali menunjukkan keseriusannya dalam menapaki arah pembangunan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Untuk pertama kalinya, Pemkot Tangerang mulai merancang kajian Indeks Ekonomi Hijau, sebuah instrumen pengukuran strategis yang digadang-gadang akan menjadi fondasi transformasi pembangunan kota di tahun-tahun mendatang.
Kepala Bidang Riset dan Inovasi Daerah Bappeda Kota Tangerang, Euis Nurlaila, menegaskan bahwa penyusunan indeks ini bukan sekadar proyek teknokratik, melainkan pijakan penting menuju perubahan paradigma pembangunan.
“Penyusunan Indeks Ekonomi Hijau dilakukan sebagai tonggak penting dalam mewujudkan transformasi pembangunan berkelanjutan di Kota Tangerang,” ujarnya.
Indeks ini dirancang untuk mencerminkan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, keadilan sosial, dan keberlanjutan lingkungan—sebuah pendekatan evidence-based policy yang belum banyak diterapkan oleh pemerintah daerah di Indonesia.
”Kami menyusun Indeks Ekonomi Hijau untuk memastikan proses pembangunan tidak hanya berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan,” tutur Euis, Jumat (14/11/25).
Lebih jauh, ia mengungkapkan bahwa penyusunan indeks tersebut akan berfokus pada tiga pilar utama pembangunan: ekonomi, sosial, dan lingkungan, yang dianalisis melalui 15 indikator multidimensi. Indikator itu mencakup intensitas emisi gas rumah kaca, produktivitas tenaga kerja, energi terbarukan, hingga kualitas udara, kualitas air, kemiskinan, dan tingkat pengangguran terbuka—menjadikannya alat ukur yang komprehensif.
Tak berhenti di situ, Pemkot Tangerang memastikan bahwa Indeks Ekonomi Hijau akan langsung diintegrasikan dalam penyusunan RPJMD 2025–2029, sehingga hasilnya bukan hanya bersifat konseptual, tetapi menjadi rujukan kebijakan nyata yang memengaruhi arah pembangunan kota.
”Kami menyusun Indeks Ekonomi Hijau ini secara ilmiah dan terukur, selanjutnya indeks ini akan membantu menilai sejauh mana arah pembangunan Kota Tangerang sudah selaras dengan prinsip keberlanjutan. Sekaligus menjadi panduan untuk memperkuat kebijakan hijau ke depan,” tambahnya.
Pemkot Tangerang berharap kajian ini tidak berhenti sebagai laporan akademik, melainkan berkembang menjadi kerangka operasional yang mendorong percepatan transisi menuju ekonomi hijau yang tangguh, berdaya saing, dan ramah lingkungan.***










