SERANG – Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Kesehatan Provinsi Banten bersama Pemerintah Kota Serang menggelar Kampanye Penuntasan Tuberkulosis pada kegiatan Car Free Day (CFD) yang dipusatkan di Jalan Veteran, Kota Serang, Minggu, 9 November 2025. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya menyosialisasikan pentingnya pencegahan dan penanganan TBC kepada masyarakat, sekaligus mendorong percepatan eliminasi TBC di Provinsi Banten.
Gubernur Banten, Andra Soni, hadir langsung mengikuti rangkaian acara mulai dari senam sehat bersama, edukasi kesehatan, hingga pemeriksaan gratis yang diberikan kepada masyarakat. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa TBC masih menjadi penyakit yang membutuhkan perhatian serius dari seluruh pihak.
“Indonesia masih berada pada posisi kedua kasus TBC terbanyak di dunia. Ini bukan angka yang bisa kita anggap remeh. Kita semua harus bergerak bersama untuk memperkuat deteksi dini dan memastikan pengobatan dilakukan sampai tuntas,” ujar Gubernur Andra Soni di tengah kegiatan.
Ia menambahkan, situasi di Banten juga harus menjadi perhatian bersama. Dengan estimasi 50.298 kasus pada 2025 dan angka penemuan kasus yang baru mencapai 91 persen, diperlukan kerja keras lebih kuat untuk mencapai target nasional. “TBC adalah penyakit yang bisa disembuhkan. Karena itu saya mengajak masyarakat untuk periksa kesehatan ketika mengalami batuk lebih dari dua minggu. Jangan menunggu sampai parah,” katanya.
Kegiatan kampanye kesehatan ini berlangsung semarak dan disambut antusias oleh masyarakat. Sejumlah fasilitas layanan kesehatan menurunkan tenaga kesehatan untuk memberikan edukasi, konsultasi, dan pemeriksaan kesehatan gratis. Ratusan warga terlihat memadati area CFD sejak pagi.
Acara tersebut turut dihadiri para pejabat pusat dan daerah, antara lain Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Keluarga dan Kependudukan Kemenko PMK Woro Srihastuti Sulistyaningrum, Wali Kota Serang Budi Rustandi, Asisten Deputi Peningkatan Gizi dan Pencegahan Stunting Kemenko PMK Jelsi Natalia Marampa, serta Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Dr. dr. Ati Pramudji Hastuti.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Dr. Ati Pramudji Hastuti, menegaskan bahwa penanganan TBC tidak akan berhasil tanpa keterlibatan aktif masyarakat. “Penemuan kasus dan keberhasilan pengobatan TBC sangat bergantung pada kesadaran warga untuk memeriksakan diri sejak dini. Kami butuh dukungan masyarakat, karena pemerintah saja tidak akan cukup,” ujar Ati.
Ia juga menekankan bahwa edukasi publik menjadi kunci untuk memutus rantai penularan. “Banyak pasien yang berhenti minum obat di tengah jalan karena merasa sudah sehat. Ini harus kita cegah. Pengobatan TBC wajib dituntaskan selama enam bulan agar benar-benar sembuh dan tidak menular,” tambahnya.
Deputi Kemenko PMK, Woro Srihastuti Sulistyaningrum, yang hadir dalam acara tersebut turut menyampaikan apresiasi terhadap langkah Pemerintah Provinsi Banten dalam memperkuat kampanye eliminasi TBC. “Gerakan seperti ini sangat penting karena melibatkan masyarakat secara langsung. Pemerintah pusat mendukung penuh upaya Banten untuk mencapai eliminasi TBC sebelum tahun 2030,” katanya.
Melalui kegiatan kampanye ini, Pemerintah Provinsi Banten berharap tingkat kesadaran masyarakat akan bahaya TBC semakin meningkat dan mendorong pencapaian target penemuan kasus serta keberhasilan pengobatan. Pemerintah berkomitmen memperluas kegiatan edukasi dan deteksi dini melalui kolaborasi lintas sektor, sehingga eliminasi TBC dapat terwujud sesuai target nasional. (adv)










