BALARAJA – Tim Puskesmas Balaraja melaksanakan kegiatan Active Case Finding (ACF) di lingkungan Pondok Pesantren, Jumat (31/10/2025). Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya deteksi dini penyakit Tuberkulosis (TBC) sekaligus memberikan edukasi tentang pencegahan serta pentingnya pengobatan TBC secara tuntas sesuai standar kesehatan.
Kegiatan ACF menyasar para santri di sejumlah pondok pesantren dengan tujuan menemukan kasus TBC paru secara cepat. Tim kesehatan yang terlibat terdiri dari petugas penanggung jawab program TB, tenaga kesehatan lingkungan, serta tenaga kesehatan masyarakat.
Para santri dan pengasuh pesantren tampak antusias mengikuti kegiatan pemeriksaan. Petugas melakukan skrining gejala TBC paru, pemeriksaan fisik, serta pengambilan sampel dahak bagi santri yang menunjukkan gejala. Selain pemeriksaan, kegiatan juga diisi dengan penyuluhan kesehatan mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, etika batuk, serta anjuran untuk segera memeriksakan diri jika mengalami gejala seperti batuk lebih dari dua minggu.
Tercatat ada tujuh pondok pesantren di wilayah kerja Puskesmas Balaraja yang telah dilakukan skrining dan pemeriksaan, yaitu:
1. Ponpes Minhajul Karomah
2. Ponpes Nurusshobah
3. Ponpes Mishabussudur
4. Ponpes Miftahul Yakin
5. Ponpes Roudhotul Ibtida
6. Ponpes Nurul Mubtadiin
7. Ponpes Bany Sunny
Tuberkulosis paru sendiri merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru. Gejalanya antara lain batuk terus-menerus lebih dari dua minggu, batuk berdarah, nyeri dada, demam, mudah lelah, berat badan menurun, serta keringat malam hari. Penyakit ini menular melalui percikan renik (droplets) saat penderita batuk, bersin, atau berbicara. Pencegahan dapat dilakukan dengan menerapkan etika batuk, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, mengonsumsi gizi seimbang, menerapkan gaya hidup sehat, serta melakukan vaksinasi BCG pada anak.
Kepala Puskesmas Balaraja, dr. Sulastri, M.IP, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Puskesmas dalam mewujudkan Indonesia Bebas TB serta memperkuat upaya promotif dan preventif di lingkungan pendidikan berbasis pesantren.
“ACF di pesantren merupakan langkah penting dalam mencegah penularan TBC, mengingat pesantren memiliki kepadatan tinggi dan interaksi yang erat antar santri. Melalui kegiatan ini diharapkan kesadaran masyarakat pesantren dapat meningkat dan bersama-sama mewujudkan lingkungan bebas TBC,” ujar dr. Sulastri.
Ia juga menambahkan, melalui kegiatan ini para santri dan pengasuh pesantren diharapkan semakin memahami pentingnya deteksi dini penyakit TBC paru serta berperan aktif dalam pencegahan penyakit menular di lingkungan pesantren.










