Pernahkan Anda memperhatikan label gizi pada kemasan makanan? Banyak orang menganggapnya sekadar tulisan kecil di bagian belakang produk, padahal informasi tersebut menyimpan banyak hal penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Di tengah maraknya tren makanan cepat saji dan pola makan yang tidak seimbang, evaluasi nilai gizi pangan menjadi langkah penting dalam mencegah malnutrisi yang masih menjadi permasalahan di Indonesia saat ini.
Masalah Gizi di Indonesia
Permasalahan utama terkait gizi yang kini dihadapi Indonesia yaitu stunting pada anak dan obesitas serta diabetes pada orang dewasa. Di indonesia masih banyak anak yang mengalami stunting serta kekurangan gizi mikro seperti zata besi dan vitamin A. Kondisi ini dikenal dengan istilah double burden of malnutrition, yaitu kondisi di mana kekurangan gizi dan kelebihan gizi terjadi bersamaan. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, prevalensi stunting nasional berada di angka 19,8%, dari sebelumnya 21,5% pada tahun 2023. Namun, target pemerintah adalah menurunkannya ke 14,2% pada tahun 2029. Sementara di sisi lain, angka obesitas dan penyakit tidak menular seperti diabetes terus meningkat. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) menunjukkan angka obesitas dewasa mencapai 23,4% pada 2023. Salah satu cara untuk mengatasi dua permasalahan tersebut yaitu dengan memahami serta mengevaluasi nilai gizi pangan yang dikonsumsi setiap hari.
Mengapa Evaluasi Nilai Gizi Penting?
Evaluasi nilai gizi bertujuan untuk mengetahui kandungan zat gizi dalam suatu bahan pangan. Data tersebut penting untuk masyarakat umum dalam membuat pilihan makanan yang lebih sehat. Selain itu, dengan adanya evaluasi nilai gizi dapat menjadi dasar bagi pemerintah dalam menyusun program bergizi seimbang, fortifikasi bahan pangan, hingga pemberian bantuan makanan di daerah rawan gizi.
Pangan Lokal sebagai Solusi
Indonesia memiliki kekayaan pangan lokal yang bernilai gizi tinggi. Daun kelor, tempe, singkong, dan jagung merupakan contoh pangan lokal yang berpotensi besaar dalam membantu pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat. Melalui evaluasi nilai gizi, pangan lokal dapat dikembangkan menjadi produk bergizi yang terjangkau, mudah diakses, dan memiliki daya saing tinggi.
Langkah Kecil dengan Dampak Besar
Terdapat banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah malnutrisi, dan dapat dilakukan mulai dari yang sederhana. Membiasakan membaca label gizi sebelum membeli produk dan memilih makanan dengan komposisi yang seimbang dapat menjadi langkah awal dalam mencegah malnutrisi. Edukasi mengenai pola makan seimbang, pentingnya aktivitas fisik, dan mengurangi konsumsi makanan tinggi gula, garam, lemak sangat penting untuk dilakukan. Pada permasalahan terkait stunting, gizi pada ibu hamil perlu diperhatikan karena memiliki dampak yang panjang bagi pertumbuhan bayi. Pemberian makanan tambahan dan pemantauan berat badan ibu hamil harus diperkuat. Dengan pehamanan gizi yang kaut, regulasi yang tepat, serta kerjasama semua pihak, Indonesia dapat bergerak menuju target sehat yaitu anak-anak yang tumbuh optimal, dan orang dewasa yang bebas dari risiko penyakit kronis.
Sumber/ Daftar Pustaka:
Ahriyasna, R., Laila, W., & Ilham, D. (2020). Penyuluhan Gizi Seimbang Sebagai Upaya Penurunan Kejadian Beban Gizi Ganda Siswa SDN 21 Sungai Bangek Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Jurnal Abdimas Kesehatan Perintis, 1(2), 46-49.
Anjani, D. M., Nurhayati, S., & Immawati, I. (2024). Penerapan Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang Stunting pada Balita di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap Banjarsari Metro Utara. Jurnal Cendikia Muda, 4(1), 62-69.
Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan. (2024). Buku saku hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Brihatsama, B., Mujayanah, A. R. P. A., Febrianti, R. A., Neliana, I. R., & Priyantono, E. (2025). Peningkatan Nilai Gizi Melalui Edukasi Pengolahan Bahan Makanan di Desa Kemuning Lor. Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Bidang Ilmu Kesehatan dan Kedokteran, 1(2), 19-25.
Haskas, Y. (2020). Gambaran Stunting di Indonesia: literatur review. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 15(2), 154-157.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2023. Survei Kesehatan Indonesia (SKI). Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan.
Najiyah, K. S., Fadhilah, W. H., & Tan, W. (2024). Upaya Peningkatan Kewaspadaan Penyakit Diabetes Melitus Melalui Edukasi dan Skrining Gula Darah Sewaktu. Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia, 7(3), 641-648.
Penulis: Najwa Nur Athiyah
Editor: Siska Mawita