Berita Utama

Sudah Cukup Vitamin C Hari Ini? Saatnya Evaluasi Gizi Pangan Kita

Di tengah gaya hidup serba cepat, banyak orang hanya fokus pada rasa dan kenyang saat makan, tanpa benar-benar memperhatikan kandungan gizinya. Padahal, salah satu zat gizi penting yang sering terabaikan adalah vitamin C, nutrisi kecil yang punya peran besar bagi tubuh.

Vitamin C dikenal sebagai antioksidan alami yang membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Zat ini juga berperan penting dalam meningkatkan daya tahan tubuh, membantu penyerapan zat besi, serta mempercepat penyembuhan luka. Namun sayangnya, banyak orang tidak menyadari bahwa cara pengolahan makanan bisa membuat kadar vitamin C menurun drastis.

Misalnya, memasak sayur terlalu lama atau menyimpan buah dalam suhu tinggi dapat mengurangi kandungan vitamin C hingga lebih dari separuhnya. Kandungan vitamin C pada jus jeruk segar, misalnya, bisa turun setelah disimpan lebih dari 24 jam. Karena itu, penting bagi kita untuk mengevaluasi nilai gizi pangan, terutama vitamin C, agar asupan yang kita konsumsi benar-benar bermanfaat bagi tubuh. Evaluasi nilai gizi bukan hanya tugas laboratorium atau ahli gizi, tapi juga bisa dimulai dari kebiasaan sederhana. Membaca label gizi pada kemasan, memperhatikan cara penyimpanan bahan makanan, dan memilih bahan segar adalah langkah kecil yang bisa membuat perbedaan besar. Dengan memahami berapa banyak vitamin C yang terkandung dalam makanan, kita bisa lebih bijak dalam memenuhi kebutuhan harian tubuh, yakni sekitar 85–90 mg per hari untuk orang dewasa.

Mengabaikan asupan vitamin C dalam jangka panjang bisa berdampak serius, mulai dari penurunan imunitas, kulit kering, hingga sariawan yang tak kunjung sembuh. Sementara itu, menjaga asupan vitamin C cukup setiap hari dapat membantu tubuh tetap bugar, kulit sehat, dan pikiran lebih segar.

Jadi, sebelum menutup hari, coba tanyakan pada diri sendiri: Sudah cukup vitamin C hari ini? Jika belum, mungkin sudah waktunya kita lebih peduli dengan evaluasi gizi pangan, bukan sekadar menikmati rasa. Karena tubuh yang sehat berawal dari pangan yang bergizi dan dipahami dengan baik.

 

Referensi

Popovic, L. M., Mitic, N. R., Miric, D., Bisevac, B., Miric, M., dan Popovic, B. 2015. Influence of Vitamin C Supplementation on Oxidative Stress and Neutrophil Inflammatory Response in Acute and Regular Exercise. Oxidative Medicine and Cellular Longevity. Vol.2015(1): 295497.

Vanda, G., Sijabat, N. D., Tioline, N. W., Batubara, R. S., Letissia, A. N., Kurniati, A. M., Husin, S., Alkaf, S., Ningsih, W. I. F., dan Anastasia, M. 2021. Edukasi Peran Vitamin C dalam Pencegahan COVID-19 melalui Media Sosial. Jurnal Pengabdian Masyarakat: Humanity and Medicine. Vol.2(2): 113-128.

Related Posts

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *