Kota Serang

Pemkot Serang dan ARSSI Banten Barat Perkuat Sinergi Layanan Kesehatan, Pastikan Pasien Tetap Tertangani Meski Terkendala Biaya

SERANGKOTA – Komitmen untuk menghadirkan layanan kesehatan yang merata bagi masyarakat kembali ditegaskan Pemerintah Kota (Pemkot) Serang bersama Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Banten Barat. Melalui pertemuan yang digelar di Kota Serang, keduanya sepakat memperkuat sinergi pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda), agar layanan kesehatan bagi masyarakat miskin tetap berjalan optimal di tengah keterbatasan anggaran.

Pertemuan yang dihadiri para direktur rumah sakit swasta dan jajaran Dinas Kesehatan Kota Serang ini berlangsung hangat namun sarat makna. Berbagai persoalan, mulai dari pembiayaan layanan, transparansi kerja sama, hingga kesiapan menghadapi efisiensi dana dari pusat, dibahas secara terbuka.

Ketua ARSSI Banten Barat sekaligus Direktur RS Budi Asih Kota Serang, dr. Tajus Ibrahim, menegaskan bahwa semangat utama rumah sakit swasta adalah memastikan pasien tetap tertolong, apa pun kondisinya.

“Pertemuannya membahas permasalahan di rumah sakit agar pelayanan pasien tetap optimal. Kalau ada kendala, kami koordinasi dengan Dinas Kesehatan. Prinsip kami tetap mengutamakan pelayanan dulu, urusan biaya belakangan,” ujar dr. Tajus.

Ia menegaskan, seluruh rumah sakit swasta di Kota Serang berkomitmen menangani pasien tanpa melihat status keikutsertaan dalam BPJS atau Jamkesda.

“Kalau pasien sudah punya BPJS, bisa langsung digunakan. Tapi kalau belum punya, kami tetap bantu dulu. Ada yang diberi keringanan atau bisa dicicil. Yang penting pasiennya tertolong,” jelasnya.

Bahkan, untuk pasien kurang mampu, sejumlah rumah sakit bekerja sama dengan Baznas agar pembiayaan bisa tertangani. Namun, Tajus menekankan bantuan tersebut tidak bisa sembarangan.

“Ada kerja sama dengan Baznas, tapi harus sesuai kriteria. Hanya yang benar-benar layak dibantu yang bisa dicover,” tambahnya.

Terkait rencana sinergi dengan Pemkot Serang melalui Jamkesda, Tajus menyambut positif langkah pemerintah. Namun ia mengingatkan pentingnya kejelasan mekanisme dan transparansi agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.

“Kami pada prinsipnya tidak masalah ikut Jamkesda. Tapi harus jelas, dan transparan,” tuturnya.

Ia juga menyinggung soal tantangan efisiensi anggaran dari pusat yang kini dirasakan banyak daerah.

“Sekarang semua daerah kena efisiensi dari Kementerian Keuangan, jadi harus benar-benar direncanakan agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari,” pungkasnya.

Tajus menegaskan kembali, kondisi darurat adalah prioritas mutlak.

“Kalau darurat pasti ditangani dulu. Urusan administrasi bisa belakangan, karena yang utama adalah menyelamatkan nyawa pasien,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Serang, dr. Ahmad Hasanuddin, menyebut pertemuan ini merupakan tindak lanjut arahan Wali Kota Serang untuk memperkuat kerja sama antara pemerintah dan pihak swasta.

“Pertemuan ini dalam rangka silaturahmi dan membangun sinergi dengan ARSSI. Bapak Wali Kota berharap kerja sama dengan rumah sakit swasta semakin kuat, terutama dalam mendukung layanan bagi masyarakat kurang mampu,” ujarnya.

Hasanuddin mengungkapkan, dari total 15 rumah sakit di Kota Serang, belum semuanya ikut serta dalam program Jamkesda karena keterbatasan anggaran.

“Sebenarnya rumah sakit swasta juga sudah dilibatkan, tapi belum semuanya karena anggaran kita terbatas. Harapan kami ke depan, terutama tahun 2027, semua rumah sakit bisa ikut bekerja sama,” katanya.

Untuk tahun 2025, Pemkot Serang mengalokasikan sekitar Rp3 miliar untuk program Jamkesda, meningkat dari tahun sebelumnya.

“Anggaran tahun ini sekitar Rp3 miliar. Tahun sebelumnya lebih kecil dari itu. Idealnya kami berharap bisa sampai Rp5 miliar agar lebih banyak masyarakat yang terlayani,” terang Hasanuddin.

Ia menegaskan bahwa Jamkesda menjadi jaring pengaman penting bagi warga miskin yang belum tercover jaminan lain seperti BPJS atau program pemerintah pusat.

“Jamkesda diperuntukkan bagi masyarakat miskin yang tidak memiliki jaminan kesehatan apapun. Jadi kalau ada warga miskin yang sakit, biayanya bisa ditanggung Jamkesda,” jelasnya.

Baik pihak ARSSI maupun Pemkot Serang sepakat bahwa kunci keberhasilan Jamkesda terletak pada transparansi dan ketepatan sasaran.

“Yang penting transparan dan tepat sasaran. Jangan sampai yang mampu ikut menikmati Jamkesda, sementara yang benar-benar butuh malah tidak tertangani,” tutup dr. Tajus.

Dengan kolaborasi yang semakin kuat antara rumah sakit swasta dan pemerintah daerah, Kota Serang kini melangkah menuju sistem layanan kesehatan yang lebih inklusif, berkeadilan, dan berpihak pada masyarakat yang paling membutuhkan.

Related Posts

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *