SERANG – Di tengah keindahan alam dan keragaman budaya Tanah Papua, terdapat sebuah tradisi turun-temurun yang sarat makna dan kebersamaan, yaitu Upacara Bakar Batu. Ritual ini bukan sekadar kegiatan memasak bersama, melainkan simbol kuat dari persatuan, rasa syukur, dan solidaritas antarwarga di berbagai suku di Papua.
Upacara Bakar Batu biasanya digelar untuk menandai momen penting, seperti pernikahan, kelahiran, perdamaian antar-suku, atau penyambutan tamu kehormatan. Dalam prosesi ini, masyarakat secara gotong royong menyiapkan batu-batu besar yang dipanaskan hingga membara, kemudian digunakan untuk memanggang makanan seperti daging babi, ubi, sayur, dan sayuran lainnya yang ditutup dengan dedaunan.
“Bakar Batu bukan hanya tentang makan bersama, tapi juga tentang kebersamaan dan rasa saling menghargai. Semua orang berperan, tanpa memandang status atau usia,” ujar Yonas Wenda, salah satu tokoh adat di Lanny Jaya.
Makna mendalam dari Upacara Bakar Batu terletak pada nilai-nilai gotong royong, persaudaraan, dan rasa syukur kepada Tuhan atas rezeki yang diberikan. Setiap orang hadir membawa bahan makanan sesuai kemampuan, lalu seluruh hasilnya dinikmati bersama tanpa perbedaan.
Selain menjadi bagian penting dari kehidupan sosial masyarakat Papua, tradisi ini juga menarik perhatian wisatawan lokal dan mancanegara yang ingin menyaksikan langsung kehangatan budaya khas Papua. Pemerintah daerah pun terus mendorong pelestarian Bakar Batu sebagai warisan budaya yang memperkuat identitas dan nilai persatuan bangsa Indonesia.
🔥 Upacara Bakar Batu, lebih dari sekadar tradisi — ia adalah simbol cinta, kebersamaan, dan semangat persatuan yang hidup di jantung masyarakat Papua.