Pernahkah kamu membayangkan bagaimana teknologi dapat membuat proses pertanian lebih efisien sekaligus meningkatkan nilai tambah hasil panen? Di era modern ini, agroindustri memegang peranan penting sebagai penggerak pembangunan pertanian di Indonesia. Salah satu bentuk nyata inovasi agroindustri adalah dengan pemanfaatan Internet of Things (IoT) untuk mendukung berbagai proses produksi, dan distribusi hasil pertanian secara lebih mudah dan efisien.
Tahukah kamu apa itu IoT? Menurut Selay et al., (2022), Internet of Things (IoT) adalah teknologi canggih yang memungkinkan berbagai perangkat dan sistem di seluruh dunia saling terhubung melalui internet. Perangkat-perangkat ini, yang biasanya dilengkapi dengan sensor dan perangkat lunak, dapat saling berkomunikasi, mengendalikan, terhubung, serta bertukar data dengan perangkat lain secara nirkabel, tanpa membutuhkan kabel, sehingga mendukung kinerja yang lebih efisien.
Teknologi IoT memungkinkan berbagai perangkat terhubung melalui jaringan internet untuk mengumpulkan dan mengirim data secara real-time. Dalam pertanian, sensor dapat dipasang di lahan untuk memantau kelembapan tanah, suhu udara, dan intensitas cahaya, sehingga petani dapat menentukan waktu terbaik untuk penyiraman atau pemupukan. Dengan pendekatan ini, penggunaan air dan pupuk menjadi lebih efisien, dan hasil panen meningkat.
Selain itu, IoT juga diaplikasikan dalam rantai pasok agroindustri, termasuk penyimpanan dan distribusi produk pertanian. Salah satu contoh yang menarik adalah penggunaan IoT dalam penyortiran buah. Sensor otomatis dapat mendeteksi ukuran, warna, dan kematangan buah, sehingga proses penyortiran menjadi lebih cepat dan akurat dibanding manual. Menurut Kurniadi et al., (2025) dalam Jurnal Listrik Telekomunikasi Elektronika, alat penyortiran ini berupa konveyor yang dilengkapi dengan sensor warna TCS3200 untuk mendeteksi kematangan buah berdasarkan warnanya, serta servo SG90 sebagai penggerak palang sortir, sehingga buah dapat tersortir secara otomatis sesuai dengan tingkat kematangannya. Hasilnya, kualitas buah tetap terjaga, kerugian akibat kerusakan berkurang, dan nilai jual produk meningkat. Dengan teknologi ini, agroindustri tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga memperkuat posisi petani di rantai nilai industri.
Selain itu, menurut Setiadi dan Muhaemin (2018) dalam Jurnal Teknologi Informasi dan Elektronika, IoT juga dapat diterapkan dalam sistem Smart Irigasi, yang memungkinkan pemantauan debit air, suhu, dan ketinggian air, hingga pengaturan otomatis pintu bendungan. Semua aktivitas dapat dipantau dari jarak jauh menggunakan komputer atau smartphone, sehingga penggunaan sumber daya air lebih optimal dan pekerjaan manusia lebih ringan. Dengan sistem ini, pengelolaan irigasi menjadi lebih presisi karena data real-time memungkinkan petani atau operator memutuskan kapan dan berapa banyak air yang harus dialirkan ke lahan. Hal ini tidak hanya mengurangi pemborosan air, tetapi juga meningkatkan produktivitas pertanian karena tanaman memperoleh pasokan air yang tepat sesuai kebutuhan. Selain itu, integrasi Smart Irigasi dengan teknologi lainnya dalam agroindustri membuka peluang bagi efisiensi yang lebih besar, misalnya dalam mengatur jadwal tanam, pemupukan, dan pemeliharaan tanaman secara otomatis, sehingga seluruh proses pertanian menjadi lebih terkontrol, hemat sumber daya, dan berkelanjutan.
Contoh nyata penerapan inovasi ini dapat ditemukan pada program Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (PERURI) melalui program Smart Farming berbasis IoT yang diluncurkan pada 4 Juli 2025 di Kabupaten Garut. Program ini memperkenalkan sistem pertanian modern yang cerdas, efisien, dan berkelanjutan dengan memanfaatkan IoT untuk memantau kondisi lahan secara real-time, menganalisis data untuk pengambilan keputusan, serta mengoptimalkan pengelolaan sumber daya pertanian melalui sistem otomatisasi. Inisiatif ini menunjukkan bahwa penerapan teknologi tidak hanya dilakukan oleh perusahaan agrikultur, tetapi juga oleh lembaga negara yang mendukung transformasi pertanian menuju kemandirian pangan nasional.
Berbagai inovasi tersebut membuktikan bahwa agroindustri berperan besar dalam membangun pertanian Indonesia yang modern, efisien, dan berdaya saing global. Teknologi seperti IoT bukan hanya meningkatkan efisiensi produksi, tetapi juga memperkuat posisi petani dalam rantai nilai industri. Dengan data dan sistem berbasis IoT, petani kini menjadi pengambil keputusan yang cerdas, bukan sekadar pelaksana di lapangan.
Dengan mendukung inovasi agroindustri dan penerapan teknologi IoT, kita dapat memajukan pertanian sekaligus menyejahterakan petani. Masa depan pertanian Indonesia yang modern dan efisien dimulai dari langkah-langkah kecil yang kita ambil hari ini.
Penulis: Salwa Aulia Maharani, Mahasiswa Teknologi Pangan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa