Di tengah gempuran perubahan iklim dan meningkatnya kebutuhan pangan global, agroindustri berkelanjutan menjadi jawaban strategis bagi masa depan pertanian Indonesia. Pendekatan ini tidak sekadar mengolah hasil tani menjadi produk bernilai tambah, tetapi juga mengedepankan keseimbangan antara aspek ekonomi, sosial, dan ekologi. Menurut Sahnabel dan Kurniati (2025), perubahan iklim yang memicu anomali cuaca, kekeringan, serta degradasi lahan telah menurunkan produktivitas pertanian nasional. Dalam konteks ini, inovasi seperti Low External Input Sustainable Agriculture (LEISA), pertanian organik, dan agroforestry terbukti mampu menjaga daya dukung lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani melalui pemanfaatan kearifan lokal.
Agroindustri berkelanjutan bukan hanya berbicara tentang teknologi, tetapi juga transformasi sosial. Penelitian di Kabupaten Pemalang menunjukkan bahwa integrasi antara agroindustri dan agrowisata berbasis komoditas lokal seperti nanas mampu membuka lapangan kerja baru, menekan urbanisasi, dan memperkuat ekonomi desa (Kartika et al., 2020). Melalui sinergi ini, masyarakat tidak hanya menjadi produsen bahan mentah, tetapi juga pelaku aktif dalam rantai nilai industri pangan. Selain itu, pendekatan agrowisata memperkenalkan konsep edutourism, di mana wisatawan belajar langsung tentang proses produksi pangan dan pentingnya keberlanjutan dalam sistem pertanian.
Contoh nyata penerapan strategi keberlanjutan juga terlihat di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Menurut Az-Zahrah et al (2025), pengembangan agroindustri berbasis komoditas unggulan lokal seperti padi, pisang, dan jamur telah mendorong diversifikasi ekonomi daerah serta memperkuat daya saing petani. Dengan strategi optimalisasi lahan, pelatihan petani, dan pemanfaatan teknologi digital, Karawang mampu menyeimbangkan antara peningkatan produksi dan pelestarian lingkungan. Pendekatan ini sejalan dengan konsep green economy yang menempatkan kesejahteraan manusia sejajar dengan kelestarian alam.
Tidak hanya di Jawa, inovasi serupa juga muncul di berbagai daerah seperti Jambi dan Wonosobo. Di Jambi, pengembangan agroindustri jahe merah menunjukkan bagaimana strategi berbasis SWOT dan digital marketing dapat meningkatkan daya tahan usaha kecil terhadap fluktuasi pasar dan keterbatasan modal (Oktavia et al., 2024). Sementara di Wonosobo, penelitian oleh Saputri et al (2016) menemukan bahwa produk olahan lokal seperti manisan carica mampu menjadi unggulan ekonomi daerah dengan dukungan kebijakan pemerintah, investasi teknologi, dan pelatihan berkelanjutan bagi pelaku usaha.
Melihat berbagai praktik tersebut, dapat disimpulkan bahwa agroindustri berkelanjutan bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan nyata bagi masa depan pertanian Indonesia. Penerapannya mampu menjawab dua tantangan besar abad ini: perubahan iklim dan ketahanan pangan. Dengan memadukan inovasi teknologi, pemberdayaan masyarakat, dan perlindungan lingkungan, Indonesia dapat membangun sistem pertanian yang tangguh, inklusif, dan berdaya saing global. Seperti ditegaskan oleh Sahnabel dan Kurniati (2025), keberlanjutan hanya dapat tercapai bila kebijakan pemerintah berpihak pada petani kecil, memfasilitasi adopsi teknologi, dan menghormati konteks sosial-budaya lokal.
Sumber Bacaan
Az-Zahrah, S. S., Tarlani, T., & Sundana, E. J. (2025). Strategi pengembangan agroindustri berbasis komoditas pertanian di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Creative Research Journal, 11(1), 51–54.
Kartika, T., Fauzi, A. M., & Iskandar, A. (2020). Pengembangan agroindustri terintegrasi di kawasan agrowisata berbasis nanas di Kabupaten Pemalang. Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 30(2), 138–150. https://doi.org/10.24961/j.tek.ind.pert.2020.30.2.138
Oktavia, N., Wahyuni, I., & Ningsih, R. (2024). Strategi pengembangan agroindustri jahe merah di Kota Jambi (Kasus pada Agroindustri Jahe Kurnia). Jurnal Pertanian Agros, 26(4), 1759–1767.
Saputri, A. D., Marwanti, S., & Setyowati, N. (2016). Analisis potensi dan strategi pengembangan agroindustri unggulan di Kabupaten Wonosobo. AGRISTA, 4(3), 515–524.
Sahnabel, S. F., & Kurniati, E. (2025). Strategi pembangunan pertanian berkelanjutan di Indonesia: Evaluasi kebijakan, teknologi digital, dan pendekatan lokal. Jurnal Perubahan Ekonomi, 9(4), 18–28.
Penulis: Nur Chalisah