TANGERANG – Di era globalisasi seperti sekarang, menguasai bahasa asing bukan lagi sekadar keahlian tambahan, melainkan kebutuhan. Namun, tahukah Anda bahwa belajar bahasa asing tidak hanya membuka peluang karier, tetapi juga memberikan manfaat besar bagi kesehatan otak?
Menurut Dr. Andini Putra, pakar neurolinguistik dari Universitas Gadjah Mada, proses belajar bahasa baru melatih otak untuk berpikir lebih cepat, fokus, dan fleksibel. “Saat seseorang mempelajari bahasa asing, otaknya bekerja ekstra keras untuk mengenali pola, struktur kalimat, dan arti kata. Aktivitas ini seperti senam otak yang sangat efektif,” jelasnya (8/9/2025).
Berikut tujuh manfaat belajar bahasa asing bagi otak yang jarang disadari:
1. Meningkatkan Daya Ingat
Belajar kosakata dan tata bahasa baru melatih otak mengingat banyak informasi sekaligus. Hasilnya, kemampuan memori jangka pendek maupun panjang jadi lebih tajam.
2. Melatih Konsentrasi
Penutur bilingual terbukti lebih fokus karena terbiasa menyaring dua bahasa sekaligus di dalam pikirannya. Ini membuat mereka lebih mudah berkonsentrasi dalam berbagai situasi.
3. Mencegah Pikun dan Alzheimer
Beberapa studi menunjukkan bahwa orang yang menguasai dua bahasa atau lebih memiliki risiko lebih rendah terkena demensia. Otak mereka tetap aktif dan terlatih hingga usia lanjut.
4. Meningkatkan Kemampuan Multitasking
Mengganti bahasa saat berbicara membantu otak beradaptasi dengan cepat, sehingga meningkatkan kemampuan melakukan beberapa tugas sekaligus.
5. Mengasah Kemampuan Problem Solving
Saat belajar bahasa asing, otak terbiasa berpikir kreatif untuk memahami makna dan konteks. Hal ini melatih kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
6. Meningkatkan Empati dan Pemahaman Budaya
Bahasa membawa cara pandang unik dari suatu bangsa. Dengan mempelajarinya, seseorang akan lebih mudah memahami perspektif orang lain dan menjadi lebih terbuka terhadap perbedaan.
7. Menstimulasi Pertumbuhan Sel Otak Baru
Aktivitas belajar yang intensif, seperti mempelajari bahasa, membantu membentuk koneksi baru antar sel saraf dan menstimulasi pertumbuhan neuron di area otak yang berhubungan dengan kognisi dan memori.
“Belajar bahasa asing bukan hanya investasi untuk karier, tapi juga investasi bagi kesehatan otak dan kesejahteraan mental,” tutur Dr. Andini.
Banyak lembaga pendidikan kini juga mendorong anak-anak untuk mulai mengenal bahasa asing sejak usia dini. Selain lebih mudah diserap, kebiasaan ini juga membentuk pola pikir yang lebih fleksibel dan percaya diri.
Rizal (22), mahasiswa asal Tangerang yang kini mempelajari bahasa Jepang, mengaku merasakan manfaatnya. “Awalnya cuma tertarik karena anime, tapi ternyata belajar bahasa bikin saya lebih fokus dan disiplin. Rasanya otak jadi lebih aktif,” katanya sambil tertawa.
Jadi, jika selama ini belajar bahasa asing terasa sulit, ingatlah bahwa setiap kata yang Anda pelajari bukan hanya menambah wawasan, tapi juga menyehatkan otak.
Tagline:
Bahasa membuka dunia, tapi bagi otak — ia adalah kunci untuk tetap muda, tajam, dan aktif.