BANTEN – Paparan gadget yang berlebihan pada anak semakin menjadi perhatian serius di era digital. Banyak penelitian menunjukkan penggunaan gawai dalam durasi panjang dapat memicu gangguan kesehatan mata, seperti rabun jauh, mata lelah, hingga sindrom penglihatan digital (digital eye strain).
Dokter spesialis mata, dr. Rani Pratiwi, SpM, mengingatkan bahwa kebiasaan anak menatap layar terlalu lama tanpa jeda bisa berdampak jangka panjang. “Mata anak masih dalam tahap perkembangan. Jika terlalu sering terpapar sinar biru dari gadget, risiko kerusakan refraksi seperti miopia (rabun jauh) bisa meningkat,” ujarnya, Sabtu (27/9/2025).
Salah satu langkah pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan memilih kacamata khusus untuk anak. Kacamata dengan lensa anti radiasi sinar biru atau blue light protection dinilai efektif membantu mengurangi ketegangan mata akibat layar gadget.
Namun, menurut dr. Rani, orang tua harus berhati-hati. “Tidak semua kacamata dengan label anti radiasi benar-benar memiliki perlindungan. Pilihlah produk yang sudah teruji klinis, dan sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter mata sebelum membeli,” jelasnya.
Selain penggunaan kacamata, kebiasaan sehat juga perlu ditanamkan sejak dini. Dokter menyarankan aturan 20-20-20, yaitu setiap 20 menit menatap layar, anak harus mengalihkan pandangan ke objek sejauh 20 kaki (sekitar 6 meter) selama 20 detik. Kebiasaan ini membantu mata beristirahat dan mengurangi ketegangan.
Orang tua juga disarankan membatasi durasi penggunaan gadget pada anak, terutama di bawah usia 12 tahun. Aktivitas luar ruangan yang cukup di bawah cahaya alami dapat membantu menurunkan risiko gangguan mata.
“Intinya bukan hanya kacamata, tapi gaya hidup sehat mata yang harus diterapkan. Batasi penggunaan gadget, perbanyak aktivitas fisik, dan lakukan pemeriksaan mata secara berkala,” pungkas dr. Rani.