SERANG – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca untuk Provinsi Banten pada Jumat, 26 September 2025. Cuaca di Banten diperkirakan bervariasi, mulai dari cerah berawan pada pagi hingga siang hari, kemudian berpotensi hujan ringan hingga hujan petir pada sore hingga malam hari di sejumlah wilayah.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama bagi yang beraktivitas di luar ruangan pada sore dan malam hari. Payung atau jas hujan sebaiknya disiapkan, mengingat intensitas hujan berpotensi meningkat di beberapa titik.
Di Kota Serang, cuaca pada pagi hingga siang hari (07.00–12.00 WIB) diperkirakan cerah hingga cerah berawan dengan suhu 24–34 derajat celsius. Memasuki sore hingga malam hari (15.00–24.00 WIB), wilayah ini berpotensi diguyur hujan ringan sampai sedang dengan kelembapan udara cukup tinggi. Kondisi serupa juga terjadi di Kabupaten Serang, yang pada pagi hingga siang hari cerah berawan, lalu berpotensi hujan ringan menjelang malam dengan suhu berkisar 23–31 derajat celsius.
Kota Cilegon pada pagi hingga siang hari (07.00–12.00 WIB) diperkirakan cerah berawan dengan suhu mencapai 33–34 derajat celsius, namun pada sore hingga malam (15.00–24.00 WIB) ada potensi hujan ringan disertai petir lokal. Sementara itu, di Kota Tangerang cuaca pagi hingga siang hari cenderung cerah hingga berawan dengan suhu 24–33 derajat celsius, kemudian pada sore hingga malam berpotensi turun hujan ringan.
Kondisi serupa juga diprediksi terjadi di Tangerang Selatan. Pada pagi hingga siang (07.00–12.00 WIB) cuaca diperkirakan cerah berawan, namun sore hingga malam (15.00–24.00 WIB) hujan ringan hingga sedang kemungkinan turun, terutama di wilayah Serpong dan sekitarnya. Kabupaten Tangerang pun diperkirakan mengalami pola cuaca yang hampir sama, yaitu cerah berawan pada siang hari lalu diguyur hujan ringan pada sore hingga malam dengan suhu 24–32 derajat celsius.
BMKG mengingatkan agar masyarakat tetap berhati-hati terhadap potensi hujan disertai petir di sejumlah wilayah Banten. Kondisi ini juga bisa memicu peningkatan risiko genangan air dan kemacetan lalu lintas, terutama di jalur padat kendaraan di Tangerang Raya.