JAKARTA – Pernahkah Anda membayangkan bahwa kebiasaan sederhana seperti membacakan buku pada anak bisa menjadi kunci tumbuh kembang optimal sekaligus kedekatan emosional dalam keluarga? Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan, kegiatan ini membawa dampak luar biasa bagi perkembangan kognitif maupun ikatan batin antara orang tua dan anak.
Peneliti dari American Academy of Pediatrics (AAP) menyebut, membaca bersama bukan sekadar menambah kosakata si kecil, tetapi juga menumbuhkan rasa aman, perhatian, serta kedekatan emosional yang mendalam.
Psikolog anak, dr. Rina Wijayanti, M.Psi, bahkan menyebut membacakan buku sebagai salah satu stimulasi terbaik untuk tumbuh kembang anak.
“Saat orang tua membaca dengan suara, ekspresi, dan intonasi, anak belajar memahami kata, emosi, dan bahkan pola komunikasi. Aktivitas sederhana ini menumbuhkan rasa ingin tahu sekaligus memperkuat ikatan batin,” ujarnya.
Menurut Rina, waktu terbaik memulai kebiasaan ini adalah sejak bayi masih berusia beberapa bulan. Walau belum memahami kata-kata, bayi tetap dapat menangkap ritme suara dan ekspresi wajah orang tuanya.
Tak hanya sekadar membentuk ikatan emosional, kebiasaan ini juga terbukti membuat anak lebih mudah berkonsentrasi, memiliki kosakata lebih luas, hingga menekan risiko keterlambatan bicara.
Seorang ibu bernama Dewi (32) membagikan pengalamannya. “Sejak umur enam bulan saya rutin membacakan dongeng sebelum tidur. Sekarang anak saya yang berusia 4 tahun sangat suka bercerita kembali dengan bahasanya sendiri. Saya merasa kedekatan kami juga semakin kuat,” tuturnya.
Para ahli pun menyarankan orang tua meluangkan waktu 15–20 menit setiap hari untuk membaca bersama anak, terutama sebelum tidur. Buku bergambar dengan warna cerah menjadi pilihan paling efektif menarik perhatian anak usia dini.
Kesimpulannya, membacakan buku bukan hanya aktivitas pengisi waktu. Lebih dari itu, ini adalah investasi jangka panjang bagi kecerdasan, imajinasi, serta hubungan emosional anak dengan orang tuanya.