SERANG – Angka pengangguran di Indonesia saat ini mencapai 7,28 juta orang. Kondisi ini menjadi tantangan serius yang membutuhkan penciptaan lapangan kerja baru bagi masyarakat. Namun, dalam upaya menanggulangi persoalan ini, masyarakat tidak seharusnya terus-menerus menyalahkan pemerintah. Sebaliknya, diperlukan kolaborasi antara berbagai pihak agar solusi dapat dicapai bersama. Hal tersebut disampaikan pada 27 Juni 2025, di Kabupaten Serang.
Bias Maulana Saputra, salah satu pelaku UMKM di wilayah Walantaka, Kota Serang, yang bergerak di bidang tanaman hias dan bonsai, menyampaikan pandangannya.
“Angka pengangguran akan terus meningkat jika masyarakat hanya menyalahkan pemerintah. Namun pemerintah juga tidak seharusnya menyalahkan masyarakat atas kurangnya kualitas SDM di daerahnya,” tegasnya.
Maulana menekankan pentingnya membangun sinergi antara masyarakat dan pemerintah.
“Kalau terus saling menyalahkan, masalah tidak akan selesai. Pemerintah harus menjadi fasilitator, dan masyarakat sebagai eksekutor yang bergerak di bidang apapun sesuai potensi masing-masing,” tambahnya.
Menurutnya, penanggulangan pengangguran tidak bisa dilakukan secara sepihak. Perlu ada perhatian bersama dari semua elemen bangsa, baik pemerintah maupun masyarakat sipil.
“Jika setiap rumah tangga memiliki usaha di bidang apapun, maka pemerintah tinggal mendorong pertumbuhan ekonomi dari rumah-rumah tersebut,” jelasnya.
Ia menutup dengan menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi dan pengurangan angka pengangguran saling berkaitan. Oleh karena itu, solusi terbaik adalah dengan memberikan ruang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk berkreasi, yang pada akhirnya akan memperkuat fondasi ekonomi menuju Indonesia Emas 2045.