Rabu, 18 Juni 2025 7:50 WIB
BerandaBerita UtamaKH Fathul Adzim Lakukan Napak Tilas Dakwah Nusantara, Sambung Jejak Sejarah Banten–Madura

KH Fathul Adzim Lakukan Napak Tilas Dakwah Nusantara, Sambung Jejak Sejarah Banten–Madura

- Advertisement -

SURABAYA, Ulama kharismatik asal Banten, KH Tubagus Fathul Adzim Chotib, melakukan napak tilas dakwah Islam Nusantara melalui rangkaian ziarah dan silaturahmi ke sejumlah tokoh serta situs bersejarah Islam di Jawa Timur, pada 21 April 2025. Kegiatan ini menjadi bagian dari penguatan ukhuwah Islamiyah sekaligus pelestarian warisan perjuangan para tokoh penyebar Islam di Nusantara.

Didampingi rombongan serta kerabat Semesta Banten, KH Fathul Adzim—yang juga menjabat sebagai Ketua Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) World Organization of Disentangle and Binding Experts—memulai perjalanannya di kompleks Makam Sunan Ampel, Surabaya. Ia juga menziarahi makam Sultan Banten ke-17, Sultan Sharifudin, yang berada di kawasan Boto Putih, tidak jauh dari lokasi tersebut.

Dalam kunjungan itu, Abah—sapaan akrab KH Fathul Adzim—bersilaturahmi dengan para pengurus dan dzurriyah Sunan Ampel, termasuk Sayid Sunan Ampel Abu Bakar (Agus R. Aboubakar Ngampel Denta). Pertemuan tersebut menjadi bentuk penghormatan terhadap peran besar para wali dalam menyebarkan Islam secara damai dan inklusif di bumi Nusantara.

Rangkaian napak tilas dilanjutkan ke Pulau Madura. Di Tanah Merah, Madura, Abah berkunjung ke Pondok Pesantren Nurul Hikmah. Ia disambut hangat oleh pimpinan pondok, para santri, dan masyarakat setempat. Dalam kesempatan itu, Abah menyampaikan tausyiah yang mengangkat pentingnya hubungan sejarah antara Banten dan Madura sebagai bagian dari jaringan dakwah Islam yang telah berlangsung berabad-abad.

“Banten dan Madura bukan hanya terhubung lewat laut, tapi oleh semangat menyebarkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin,” ujar KH Fathul Adzim dalam ceramahnya di hadapan para santri.

Ia juga mengajak generasi muda pesantren untuk tidak melupakan jejak perjuangan para wali dan sultan. Menurutnya, nilai-nilai perjuangan tersebut merupakan fondasi penting bagi Islam yang moderat, kuat dalam akidah, dan luas dalam jalinan silaturahmi.

Ziarah dan silaturahmi ini, imbuhnya, menjadi bagian dari ikhtiar menghidupkan kembali kesadaran sejarah serta mempererat ukhuwah antarwilayah dalam bingkai Islam Nusantara.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

BERITA TERKINI

- Advertisment -