Kota Tangerang

Pasar Saraswati Ciledug Kurangi Sampah 3 Ton per Hari Lewat Inovasi Budi Daya Maggot

KOTA TANGERANG – Pasar Saraswati Ciledug mencetuskan terobosan menarik dalam upaya mengurangi produksi sampah harian. Selama dua bulan berjalan, pasar tersebut berhasil menekan jumlah sampah organik hingga mencapai tiga ton per hari melalui program budi daya maggot.

Pengelola Pasar Saraswati Ciledug, Rudi Hendra Priyatno, menjelaskan bahwa program ini merupakan tindak lanjut dari pengembangan Tempat Pembuangan Sampah Reduce, Reuse, dan Recycle (TPS3R) yang ada di pasar tersebut.

“Kami menginisiasi budi daya maggot ini untuk mengedukasi pedagang dan pengunjung pasar untuk bersama-sama menjaga lingkungan sekitar. Sejauh ini sudah mulai kelihatan hasilnya, budi daya maggot di sini sudah bisa mengurangi sekitar satu truk atau 3 ton sampah organik setiap harinya,” ujar Rudi, Senin (20/10/25).

Melalui program ini, seluruh sampah organik seperti sisa sayuran, buah, dan makanan diolah menjadi media tanam, pupuk, kompos, hingga pakan ternak yang dapat dimanfaatkan secara gratis oleh pedagang maupun pengunjung pasar.

Rudi menambahkan, program budi daya maggot yang mulai berjalan efektif tersebut akan dikembangkan secara berkelanjutan. Salah satu tujuannya adalah agar larva black soldier fly (BSF) yang dibudidayakan dapat membantu mengurangi populasi lalat hijau, sehingga berkontribusi terhadap peningkatan kebersihan, sanitasi, dan kesehatan lingkungan di area pasar.

“Adapun, hasil olahan sampah kami sudah bisa memproduksi 2-3 kwintal pupuk setiap bulannya yang biasanya akan dibagikan setiap Jumat kepada pedagang atau pengunjung untuk dimanfaatkan di rumah masing-masing. Kami juga terbuka kalau ada masyarakat umum yang membutuhkan pupuk, kompos, sampai media tanam bisa datang langsung ke tempat budi daya maggot di tengah Pasar Saraswati Ciledug,” tambahnya.

Inovasi ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi pengelola pasar lain di Kota Tangerang untuk menerapkan pengelolaan pasar yang bersih, sehat, dan ramah lingkungan melalui pengurangan sampah organik secara mandiri.

Related Posts

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *