SERANGKOTA – Mi instan memang menjadi makanan favorit banyak orang karena rasanya yang gurih, cara penyajiannya yang cepat, dan harganya yang terjangkau. Namun, di balik kepraktisannya, terlalu sering mengonsumsi mi instan ternyata dapat menimbulkan berbagai risiko bagi kesehatan.
Ahli gizi Universitas Indonesia, dr. Rina Setyowati, M.Gizi, mengingatkan masyarakat agar tidak menjadikan mi instan sebagai menu utama sehari-hari.
“Mi instan mengandung tinggi natrium, lemak jenuh, dan pengawet. Jika dikonsumsi berlebihan, dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, gangguan ginjal, dan obesitas,” jelasnya saat dihubungi, Minggu (19/10/2025).
Ia menambahkan, kandungan gizinya juga tidak seimbang karena minim serat, protein, dan vitamin.
“Kebiasaan makan mi instan tanpa tambahan sayur atau sumber protein seperti telur dan ayam membuat tubuh kekurangan nutrisi penting,” ujarnya.
Sementara itu, Dinas Kesehatan Kota Serang juga mengimbau masyarakat untuk lebih bijak dalam memilih makanan cepat saji.
“Mi instan boleh saja dikonsumsi sesekali, tapi jangan setiap hari. Biasakan makan makanan alami seperti sayur, buah, dan lauk bergizi,” pesan Kepala Dinas Kesehatan, dr. Siti Nuraini.
Bagi masyarakat yang tetap ingin menikmati mi instan, disarankan untuk menambahkan sayuran hijau, sumber protein, serta mengurangi penggunaan bumbu instan yang mengandung tinggi MSG dan garam.
Kebiasaan makan sehat bukan hanya menjaga tubuh tetap bugar, tapi juga menjadi investasi jangka panjang untuk mencegah berbagai penyakit kronis di masa depan.










