Tangerang, 18 Oktober 2025 — Apa jadinya jika bangunan lembaga pemasyarakatan yang identik dengan jeruji dan kisah kelam, justru jadi pintu gerbang untuk membuka sejarah kota?
Inilah yang coba dihadirkan Komunitas Tangerang Heritage dalam agenda jelajah sejarah bertajuk “Gevangenis Tour: Menelusuri Jejak Sejarah di Balik Jeruji Penjara”, yang digelar Sabtu (18/10). Dengan pendekatan unik dan berani, kegiatan ini sukses menarik perhatian puluhan peserta yang penasaran akan sisi lain Kota Tangerang yang jarang terungkap.
Tak seperti tur sejarah pada umumnya, rombongan dibawa langsung menyusuri empat lembaga pemasyarakatan bersejarah yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya. Tur dimulai dari Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, yang kini juga menjadi lokasi Museum Pemasyarakatan, kemudian dilanjutkan ke Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas I Tangerang, dan ditutup di Lembaga Pemasyarakatan Pemuda Kelas IIA Tangerang.
Di balik bangunan tua dan dinding kokoh peninggalan masa kolonial, ternyata tersimpan banyak kisah perjuangan, tragedi, hingga transformasi sosial yang turut membentuk identitas Tangerang saat ini.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin mengajak masyarakat melihat bahwa sejarah lapas di Kota Tangerang sangat berkaitan erat dengan sejarah wilayah ini sendiri. Jadi bukan sekadar bangunan tua, tapi juga bagian dari identitas kota,” ujar Ketua Komunitas Tangerang Heritage, M. Alfian Nugraha Fauzi.
Alfian mengungkapkan bahwa tur ini bukan hanya menarik perhatian warga lokal, tapi juga peserta dari luar kota yang ingin mendalami nilai-nilai sejarah yang tersembunyi di balik dinding penjara.
“Kalau melihat antusiasme peserta hari ini, banyak yang tertarik mempelajari nilai sejarah di balik bangunan lapas ini. Tapi memang perlu ada penyegaran minat supaya nilai dan ikon sejarah yang ada bisa terus dijaga dan tidak terlupakan,” lanjutnya.
Dengan pendekatan unik yang menggabungkan sejarah, edukasi, dan pengalaman langsung, “Gevangenis Tour” tak hanya menyuguhkan informasi, tapi juga membangkitkan rasa penasaran baru terhadap warisan kota yang selama ini mungkin terabaikan.









