Kuliner

Saung Ende, Harmoni Alam dan Kuliner Khas Banten di Tepi Kali Lesung

SERANG – Bagi warga Kota Serang dan sekitarnya, Saung Ende telah menjadi salah satu destinasi wisata alam yang paling diminati. Berlokasi di Kelurahan Cilowong, Kecamatan Taktakan, tempat ini memadukan suasana pedesaan, kuliner tradisional, dan keasrian sungai alami dalam satu kawasan yang menenangkan.

Jika banyak wisata alam menonjolkan hamparan sawah, Saung Ende justru tampil berbeda. Daya tarik utamanya adalah Kali Lesung, sungai alami yang mengalir tenang di antara bebatuan besar dan pepohonan rindang. Suara gemericik air menjadi latar alami bagi pengunjung yang datang untuk bersantai, menikmati hidangan, atau sekadar merasakan kesejukan udara pegunungan di wilayah barat Kota Serang.

Menariknya, aliran sungai ini terhubung langsung dengan kawasan Tasikardi, salah satu situs bersejarah peninggalan Kesultanan Banten. Hal itu menjadikan Saung Ende bukan hanya tempat rekreasi, tetapi juga bagian dari lanskap ekologis dan budaya Banten.

Konsep Makan Dekat Alam

Saung Ende mengusung konsep Makan Dekat Alam dengan desain lesehan tradisional di tepi sungai. Setiap saung dibuat dari bambu dan kayu, menampilkan arsitektur sederhana namun hangat.

Pengunjung dapat menikmati beragam menu khas Banten seperti ikan bakar, ayam kampung, sayur asem, sambal terasi, hingga lalapan segar. Tersedia pula minuman tradisional seperti es kelapa muda, kopi tubruk, dan teh hangat yang disajikan dalam gelas tanah liat, menambah kesan alami yang kental.

Selain menu utama, pengunjung juga dapat menikmati camilan sederhana seperti pisang goreng, singkong rebus, dan tempe mendoan yang cocok disantap di tepi Kali Lesung sambil mendengarkan suara air mengalir.

Kali Lesung, Ikon Alam Saung Ende

Aliran air jernih yang membelah kawasan ini dikenal dengan nama Kali Lesung. Sungai ini dinamai demikian karena batu-batu besar di sepanjang alirannya menyerupai lesung, alat tradisional untuk menumbuk padi.

Kali Lesung menjadi ikon utama Saung Ende. Banyak pengunjung memilih duduk di tepiannya untuk sekadar merendam kaki atau berfoto di antara bebatuan. Suasana alami dan menenangkan seolah membawa pengunjung keluar sejenak dari hiruk-pikuk kota.

Ragam Saung dengan Karakter Unik

Saung Ende memiliki berbagai saung tematik dengan karakter berbeda-beda. Nama-nama saung diambil dari elemen alam di sekitarnya, menghadirkan pengalaman yang personal bagi setiap pengunjung.

Beberapa di antaranya yaitu Saung Kali, Saung Kolam, Saung Nangka, Saung Kedun, Saung Doyong, Saung Rambutan, Saung Durian, Saung Bukit, hingga Saung Karaoke dan area Outdoor Hangout.

Setiap saung dirancang agar pengunjung merasa nyaman dan dekat dengan alam, baik untuk bersantai maupun berkumpul bersama keluarga besar.

Fasilitas dan Aktivitas

Selain area makan, Saung Ende menyediakan fasilitas pendukung seperti ayunan kayu, area bermain anak, dan panggung kecil untuk acara komunitas. Tempat ini juga sering digunakan untuk gathering keluarga, rapat santai, hingga kegiatan komunitas lingkungan.

Bagi pecinta foto, tersedia berbagai spot menarik seperti jembatan bambu, bebatuan sungai, dan pepohonan rindang yang meneduhkan.

Menu dan Harga

Saung Ende menawarkan menu ringan seperti Tekwan (Rp22.000), Pisang Goreng Keju (Rp23.000), Indomie Telur Baso (Rp20.000), Tahu Pedas dan Singkong Keju (Rp17.000), serta Roti Bakar Coklat Keju (Rp22.000).

Untuk minuman, tersedia Es Lemon Tea, Lychee Tea (Rp12.000), Kopi Hitam/Susu (Rp8.000–Rp10.000), Kelapa Susu (Rp17.000), Es Kopi Tiramisu (Rp28.000), Es Kopi Caramel atau Gula Aren (Rp23.000), hingga Es Susu Strawberry, Greentea, dan Coklat (Rp22.000).

Seluruh hidangan disiapkan menggunakan bahan-bahan lokal dari masyarakat sekitar Cilowong, mendukung ekonomi warga sekaligus menjaga cita rasa autentik Banten.

Lokasi dan Akses

Saung Ende berlokasi di Jalan Raya Waringin Kurung, Dusun Jakung, Kelurahan Cilowong, Kecamatan Taktakan, Kota Serang. Jaraknya sekitar 20 menit dari pusat kota dengan akses jalan yang sudah baik dan area parkir luas untuk kendaraan roda dua maupun empat.

Harmoni Alam, Ekonomi, dan Budaya

Lebih dari sekadar tempat wisata, Saung Ende menjadi contoh wisata lokal berkelanjutan. Konsepnya berhasil memadukan pelestarian alam dengan pemberdayaan masyarakat sekitar.

Melalui kolaborasi dengan pelaku UMKM, petani, dan nelayan lokal, Saung Ende turut menggerakkan ekonomi kawasan Taktakan sekaligus memperkenalkan kearifan lokal Banten kepada pengunjung.

Saung Ende menghadirkan harmoni antara kuliner, alam, dan kebersamaan. Di tepi Kali Lesung yang jernih, pengunjung dapat menikmati sajian khas Banten sambil merasakan kesejukan udara alami. Dengan konsep sederhana namun hangat, Saung Ende bukan hanya destinasi kuliner, melainkan ruang untuk kembali terhubung dengan alam dan keluarga.

Related Posts

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *