Pernahkan kita berfikir, mengapa ditengah melimpahnya sumber daya alam di Indonesia pendapatan para petani masih tergolong rendah? Masalah utamanya terdapat pada tingginya tingkat impor bahan pangan di dalam negeri. Disinilah hilirisasi menjadi kunci utama dalam menyelesaikan masalah tersebut. Bukan hanya sekadar trend industri, tetapi merupakan langkah strategis untuk memperkuat ketahanan pangan serta meningkatkan kesejahteraan petani lokal dengan mengubah bahan mentah menjadi produk olahan yang bernilai jual tinggi. Namun, tanpa dukungan dari sektor agroindustri, hilirisasi tidak akan berjalan dengan baik. Agroindustri memiliki peran yang sangat penting sebagai penghubung antara sektor pertanian dan sektor industri. Agroindustri juga sangat berkontribusi dalam meningkatkan ketahanan pangan di negara karena dapat mengurangi ketergantungan pada impor serta memastikan ketersediaan pangan yang berkelanjutan.
Hilirisasi pertanian merupakan proses pengolahan bahan baku (mentah) menjadi produk jadi yang bernilai tinggi dengan tujuan menguatkan daya saing produk pertanian lokal, memperbanyak lapangan pekerjaan, serta dapat meningkatkan pendapatan petani. Dalam hilirisasi pertanian terdapat peran agroindustri di dalam nya karena agroindustri berperan sebagai jembatan antara produksi sampai ke konsumen, dimulai dari pengolahan, pengemasan, hingga pemasaran produk olahan hasil pertanian. Dengan adanya agroindustri, para petani bukan hanya menjualkan bahan hasil panen nya saja tetapi dapat menjualkan produk pengolahan nya jua sehingga pendapatan petani akan semakin bertambah. Selain itu, dengan adanya pengolahan industri akan memperpanjang umur simpan produk sehingga dapat mengurangi kerugian akibat pembusukan hasil pertanian (buah maupun sayur) (Afandi, 2023).
Ketahanan pangan bisa dicapai dengan meningkatkan ketersediaan makanan yang sudah diolah, sehingga masyarakat tidak akan kekurangan pangan hanya karena produk yang tidak awet atau rusak. Selain itu, distribusi pangan yang merata dan harga yang stabil di pasar juga memengaruhi ketahanan pangan. Hilirisasi pertanian sangat penting dalam hal ini karena dapat mengurangi ketergantungan pada impor makanan yang sudah diolah. Melalui hilirisasi, Indonesia bisa mengolah hasil pertaniannya jadi berbagai produk yang lebih bernilai. Dukungan dari sektor agroindustri semakin memperkuat proses ini, karena agroindustri membantu meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan daya saing pertanian nasional. Oleh karena itu, pengembangan agroindustri menjadi salah satu kunci utama untuk memperkuat ketahanan pangan dan pembangunan pertanian di Indonesia (Rumawas et al., 2021).
Adapun salah satu hasil pertanian yang masih bergantung pada impor dari luar negeri padahal di indonesia mampu menanam, mengolah, dan mengembangkannya menjadi produk bernilai tinggi, yaitu kedelai. Disinilah peran agroindustri dibutuhkan karena kedelai dapat diolah menjadi produk bernilai tinggi, seperti tempe, susu kedelai, soy protein isolate, soy-based snacks, dan plant-based meat (Krisnawati, 2017). Selain kedelai, terdapat buah semangka yang umunya hanya dijual dalam bentuk buah segar, padahal berpotensi menjadi produk unggul bernilai jual tinggi, seperti jus semangka instan, selai semangka, sirup semangka, permen atau jelly semangka, minyak biji semangka, manisan kulit semangka, hingga minuman probiotik dari kulit semangka. Hal tersebut membuktikan bahwa sumber daya alam indonesia tersebut dapat bernilai tinggi jika paham dengan konsep agroindustri (Jufri et al., 2024).
Dalam penerapan agroindustri dalam hilirisasi pertanian, terdapat tantangan yang dihadapi, seperti keterbatasan infrastruktur dalam beberapa wilayah terpencil, baik fasilitas cold storage hingga laboratorium mutu pangan, keterbatasan petani dalam pengolahan hasil panen, kendalam dalam mendapatkan modal usaha, dan ketergantungan bahan impor (Arifin dan Solihi, 2025). Oleh karena itu, peran agroindustri dapat berjalan sesuai tujuan perlu adanya dukungan pemerintah, pemanfaatan teknologi digital, dan penguatan kelembagaan petani.
Referensi:
Afandi, F. A. 2023. Komoditas Pertanian Unggulan untuk Hilirisasi Pangan. Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika. Vol. 5(3): 632-638.
Arifin, A. L. (2025). Hilirisasi Pangan Guna Mewujudkan Ketahanan Ekonomi. Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi dan Kewirausahaan (JPEAKU). Vol. 5(1): 19-21.
Jufri, A., Bayuaji, D. G. A., Wirawan, L. H., Amnur, F. P., Farhira, F. J., Mukhoyyaroh, U., dan Fitriani, H. 2024. Pengembangan Produk Olahan Berbahan Dasar Semangka Berbasis Ekonomi Kreatif di Desa Gapura, Lombok Tengah. Jurnal Wicara Desa. Vol. 2(4): 201-210.
Krisnawati, A. 2017. Kedelai sebagai sumber pangan fungsional soybean as source of functional food. Iptek Tanaman Pangan. Vol. 12(1): 57-65.
Rumawas, V. V., Nayoan, H., dan Kumayas, N. 2021. Peran Pemerintah dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan di Kabupaten Minahasa Selatan (Studi Dinas Ketahanan Pangan Minahasa Selatan). Governance. Vol. 1(1): 1-12.
Penulis: Juliya Safila, Mahasiswa Sultan Ageng Tirtayasa