KOTA TANGERANG — Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangerang mengapresiasi langkah Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang yang konsisten menghadirkan berbagai festival daerah sebagai bagian dari strategi pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Diketahui, saat ini tengah berlangsung Festival Pintu Air, dan akan menyusul Festival Cisadane Digital, Festival KIM Nasional, serta Festival Budaya.
Wakil Ketua DPRD Kota Tangerang, Arief Wibowo, menilai rangkaian festival yang digelar Pemkot Tangerang bukan sekadar agenda seremonial tahunan, melainkan langkah nyata untuk memperkenalkan potensi wisata sejarah, budaya, dan alam yang dimiliki Kota Tangerang kepada masyarakat luas.
“Kalau kegiatan festival ini dilakukan dalam kerangka pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif Kota Tangerang ke depan, saya kira ini sangat baik. Tapi ke depan perlu ada arah yang lebih terstruktur agar potensi wisata yang kita miliki bisa benar-benar dikembangkan,” tutur Arief, Jumat (7/11/25).
Menurutnya, Kota Tangerang memiliki banyak situs sejarah dan potensi wisata alam yang dapat menjadi daya tarik baru bagi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Karena itu, DPRD mendorong agar Pemkot Tangerang menyusun cetak biru (blueprint) pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai panduan jangka panjang yang lebih sistematis.
“Dengan adanya rencana induk pengembangan pariwisata, kita bisa menentukan segmen pasar yang tepat. Misalnya wisata sejarah, bukan hanya untuk wisatawan lokal, tapi juga bisa menarik wisatawan dari Belanda, Jepang, atau Tiongkok yang punya ikatan historis dengan Kota Tangerang,” jelasnya.
Selain mendorong perencanaan yang lebih matang, DPRD juga menilai bahwa pengembangan sektor pariwisata dapat menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) baru bagi Kota Tangerang di tengah stagnasi pada sumber pendapatan seperti Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
DPRD turut menyoroti pentingnya pengembangan cagar budaya tak benda yang dimiliki Kota Tangerang agar tidak berhenti pada tahap pencatatan semata. Potensi budaya lokal, kata Arief, bisa diolah menjadi produk ekonomi kreatif bernilai tinggi, seperti film animasi atau karya seni digital yang mampu menembus pasar internasional.
“Kita harus punya visi untuk mengembangkan ekonomi kreatif berbasis budaya. Banyak contoh daerah lain yang berhasil memonetisasi warisan budaya mereka secara kreatif, bahkan sampai diakui di tingkat global,” katanya.
Arief optimistis, dengan kolaborasi antara pemerintah daerah, pelaku ekonomi kreatif, dan masyarakat, Kota Tangerang mampu menjadi destinasi wisata yang berdaya saing tinggi dan memberikan manfaat ekonomi langsung bagi warganya.
“Selama arah pengembangannya jelas, festival-festival ini akan sangat berkontribusi bagi citra Kota Tangerang dan peningkatan ekonomi masyarakat. DPRD tentu mendukung penuh langkah Pemkot Tangerang ke arah sana,” tutupnya. ***










