SERANGKOTA — Di tengah pesatnya pembangunan Kota Serang sebagai ibu kota Provinsi Banten, masih berdiri saksi bisu yang merekam jejak panjang peradaban masa lalu yakni Situs Banten Girang.
Kawasan bersejarah ini bukan sekadar tumpukan bata kuno atau sisa reruntuhan masa lampau, melainkan pintu gerbang menuju masa di mana peradaban Banten mulai terbentuk, jauh sebelum berdirinya Kesultanan Banten yang termasyhur.
Terletak di Kelurahan Cipare dan Sempu, Kecamatan Serang, situs ini berada di perbukitan di tepi Sungai Cibanten, sekitar lima kilometer dari kawasan Banten Lama. Lokasi strategis ini menghubungkan dataran tinggi dengan jalur perdagangan sungai — pusat kehidupan ekonomi dan sosial pada masa itu.
Menurut hasil penelitian Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX Banten dan Pusat Arkeologi Nasional, Banten Girang diperkirakan telah dihuni sejak abad ke-10 hingga ke-16 Masehi, menjadi pusat pemerintahan lokal sebelum Islam berkembang di pesisir utara dan berdirinya Kesultanan Banten.
Temuan arkeologi di kawasan ini membuktikan tingginya peradaban masyarakat masa itu — mulai dari fragmen keramik Tiongkok, gerabah lokal, manik-manik kaca, perhiasan logam, hingga struktur bata kuno. Tak hanya itu, sisa benteng tanah dan parit yang mengelilingi kawasan menunjukkan adanya sistem pertahanan dan tata ruang yang matang.
Para ahli bahkan menyebut Banten Girang sebagai jembatan peradaban antara masa Hindu-Buddha dan awal penyebaran Islam di wilayah barat Pulau Jawa. Dari kawasan inilah pengaruh politik dan budaya menyebar, yang kemudian melahirkan Kesultanan Banten di bawah pimpinan Sultan Maulana Hasanuddin.
Kini, Situs Banten Girang telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya dan menjadi salah satu destinasi wisata sejarah unggulan di Kota Serang. Pemerintah daerah terus melakukan upaya pelestarian, konservasi, serta penelitian lanjutan untuk menjaga kelestarian warisan leluhur ini.
Tak hanya menjadi situs sejarah, kawasan ini juga berfungsi sebagai laboratorium terbuka bagi pelajar, mahasiswa, dan peneliti yang ingin menelusuri akar sejarah Banten. Suasana alamnya yang asri berpadu dengan peninggalan arkeologis yang masih terjaga, menjadikan Banten Girang tempat wisata yang edukatif sekaligus reflektif.***










