SERANGKOTA — Berdiri megah di tengah kawasan bersejarah Banten Lama, Masjid Agung Banten Lama menjadi saksi bisu kejayaan Islam dan peradaban Nusantara yang telah bertahan lebih dari empat abad lamanya.
Berlokasi di Desa Banten Lama, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, masjid ini tak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga simbol kejayaan Kesultanan Banten yang berjaya pada abad ke-16.
Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin, putra dari Sunan Gunung Jati, sekitar tahun 1566 Masehi atau 966 Hijriah. Sejak berdiri, Masjid Agung Banten Lama berfungsi sebagai tempat ibadah, pusat dakwah, serta bagian dari kompleks pemerintahan Kesultanan Banten yang kala itu dikenal sebagai kerajaan maritim besar di Nusantara.
Keunikan masjid ini terletak pada arsitekturnya yang menakjubkan. Atapnya bertumpuk lima menyerupai pagoda Tiongkok, menandakan adanya perpaduan budaya Jawa, Tiongkok, dan Eropa yang begitu harmonis. Gaya arsitektur ini menjadi bukti bahwa penyebaran Islam di Banten berlangsung secara damai dan terbuka terhadap kebudayaan luar.
Tak jauh dari bangunan utama, menjulang menara setinggi sekitar 24 meter yang bentuknya menyerupai mercusuar. Terbuat dari batu bata tebal dengan tangga spiral di dalamnya, menara ini dahulu digunakan untuk mengumandangkan azan sekaligus mengawasi lalu lintas kapal yang keluar masuk pelabuhan Banten.
Kini, kawasan Masjid Agung Banten Lama bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat ziarah dan wisata religi yang sarat makna. Di kompleks ini terdapat makam Sultan Maulana Hasanuddin beserta keluarga Kesultanan Banten, menjadikannya salah satu destinasi spiritual penting di Provinsi Banten.
Meski telah berusia ratusan tahun, masjid ini masih aktif digunakan untuk salat berjamaah dan berbagai kegiatan keagamaan. Pemerintah melalui instansi kebudayaan terus berupaya melakukan pelestarian dan renovasi dengan menjaga keaslian struktur bangunan yang kaya nilai sejarah.
Bagi wisatawan, berkunjung ke Masjid Agung Banten Lama bukan sekadar perjalanan religi, melainkan napak tilas sejarah penyebaran Islam di pesisir barat Pulau Jawa. Pengunjung dapat menikmati keindahan arsitektur kuno, menaiki menara bersejarah, dan merasakan suasana spiritual yang menenangkan di kawasan penuh nilai budaya ini.***










