TANGERANG – Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang terus membuktikan keseriusannya dalam mengatasi persoalan sampah dengan langkah-langkah inovatif yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Tak sekadar menanggulangi limbah, berbagai metode pengolahan kini diubah menjadi solusi produktif yang menghasilkan energi dan produk bernilai guna.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang, Wawan Fauzi, mengungkapkan bahwa salah satu inovasi unggulan yang tengah dijalankan adalah Refuse Derived Fuel (RDF) — sebuah teknologi pengolahan sampah anorganik menjadi partikel kecil yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif pengganti batu bara.
“Fasilitas RDF yang telah beroperasi ini mampu mengolah hingga 50 ton sampah anorganik per hari, sehingga membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil sekaligus mengurangi volume sampah di tempat pembuangan akhir,” ungkap Wawan, Rabu (15/10/25).
Tak berhenti di situ, Pemkot Tangerang juga gencar mengelola sampah organik dengan dua pendekatan berbeda namun saling melengkapi, yakni komposting dan budi daya maggot.
Metode komposting memanfaatkan sampah organik rumah tangga untuk diubah menjadi pupuk kompos, yang kemudian digunakan dalam program pertanian perkotaan dan penghijauan.
“Setiap harinya, fasilitas kompos ini mampu menghasilkan hingga dua ton kompos, yang kemudian didistribusikan untuk mendukung program ketahanan pangan dan pelestarian lingkungan,” jelas Wawan.
Sementara itu, metode budi daya maggot (larva lalat BSF) menjadi solusi cerdas untuk mengolah limbah organik berjumlah besar.
“Melalui teknik ini, Kota Tangerang mampu mengolah 15 hingga 20 ton sampah organik per hari, sekaligus menghasilkan maggot yang bermanfaat sebagai pakan ternak, mendukung sektor peternakan dan ekonomi sirkular masyarakat,” lanjutnya.
Sebagai langkah eksplorasi menuju teknologi tinggi, Pemkot Tangerang juga tengah mengujicobakan teknologi incinerator, sistem pembakaran bersuhu tinggi untuk memusnahkan limbah padat sekaligus menghasilkan energi panas.
“Selain mengurangi volume sampah secara signifikan dan menghancurkan zat berbahaya, incinerator juga memiliki potensi menghasilkan energi dari panas yang ditimbulkan dalam proses pembakaran,” katanya.
Dengan deretan inovasi tersebut, Pemkot Tangerang menegaskan komitmennya untuk menjadikan kota ini sebagai contoh pengelolaan sampah modern di tingkat daerah. Melalui pendekatan terpadu dan kolaboratif, pemerintah berharap masyarakat juga aktif berperan dalam memilah dan mengolah sampah sejak dari rumah — demi mewujudkan kota yang bersih, hijau, dan berdaya guna.