Lisse, Nederland –
Dalam pagelaran seni Wayang Kulit, limbukan menjadi bagian yang ditunggu-tunggu oleh penonton. Sebab pada sesi ini lebih menampilkan hiburan atau banyolan segar antara Limbuk dan Cangik. Tema yang diambil juga bebas, sesuai imajinasi sang dalang. Sehingga pertunjukan menjadi ramai dan tidak monoton.
Dalam era modern (saat ini) sesi limbukan telah dikolaborasi dengan dagelan dan penyanyi atau bintang tamu. Lagu-lagu yang dibawakan pun tidak hanya gending Jawa tradisional, tetapi sudah dipadukan dengan lagu yang sedang naik daun. Demikian pula dengan alat musik serta pengiringnya, tidak lagi niyaga dan gamelan murni, tetapi alat musik modern juga disertakan sebagai pelengkap keharmonian sebuah pertunjukan.
Kejelian seorang Nur Bayan sebagai pencipta lagu dan hits maker dalam membaca industri telah melahirkan “Sinden Alasan” sebagai salah satu maha karyanya di 2025.
Dengan menggandeng Niken Salindri, seorang pesinden multi talenta yang juga berasal dari Kediri, lagu ini mendapat perhatian besar dari penikmat musik dan pengguna medsos melalui kanal you tube. Terbukti belum sampai sehari sejak diunggah, lagu ini telah ditonton lebih dari lima ribu kali.
Sebagai seorang yang murni berdarah Jawa, lagu ini sengaja diciptakan sebagai wujud nguri-uri budaya tradisional dengan menyisipkan ide yang segar. Sinden Alasan nantinya diharapkan mampu menjadi tembang yang akan selalu dibawakan saat Limbukan. Sebab selain musik dan lirik yang apik, objeknya pun juga luas. Tidak hanya dalang, sinden dan dagelan, tetapi bisa siapa saja yang bisa dijadikan bahan banyolan. Seni adalah ruang kreatifitas tanpa batas, maka apapun bisa diolah menjadi sesuatu yang berfaedah, tutup Nurbayan kepada Wartawan Sita Aulya melalui sambungan teleponnya. (Sita/Fiyan/Team).