Berita Utama

Bukan Era Cangkul Lagi: Saatnya Pertanian Naik Level dengan Teknologi dan Agroindustri

Di tengah derasnya arus digitalisasi dan modernisasi, pertanian Indonesia tidak bisa lagi
hanya mengandalkan cangkul, tenaga manusia, dan cara-cara tradisional. Kini, sektor pertanian sedang memasuki babak baru: era teknologi dan agroindustri. Pergeseran ini bukan sekadar tren, tapi kebutuhan mutlak agar pertanian tetap relevan, produktif, dan menarik bagi generasi muda.

Menurut Maghfiroh et al., (2025), penerapan alat mesin pertanian (alsintan) seperti
traktor, rice transplanter, dan combine harvester terbukti mampu meningkatkan efisiensi waktu
serta produktivitas hasil panen di berbagai daerah di Indonesia. Dengan mekanisasi, petani
tidak hanya bisa menanam lebih cepat, tetapi juga memanen lebih banyak dengan biaya tenaga
kerja yang jauh lebih rendah. Ini bukti bahwa modernisasi benar-benar membawa dampak nyata di lapangan.

Teknologi Jadi Penentu Arah Pertanian Modern
Pertanian modern tak bisa lepas dari teknologi digital, otomasi, dan Internet of Things
(IoT). Kini, banyak kelompok tani mulai mengadopsi smart farming, yaitu sistem pertanian
berbasis sensor dan data yang bisa memantau kondisi tanah, kelembapan, hingga cuaca secara
real time. Susridar, Khasanah, dan Pangestu (2025) menjelaskan bahwa penerapan smart
farming di Jawa Timur mampu meningkatkan produktivitas kelompok tani wanita secara
signifikan karena keputusan tanam dan panen bisa lebih tepat waktu. Teknologi membuat
pertanian tidak lagi bergantung pada tebakan, tapi pada data dan efisiensi kerja.
Selain itu, teknologi juga membantu petani dalam pemasaran. Aplikasi digital seperti
e-commerce hasil pertanian dan marketplace agro kini memudahkan petani menjual langsung
ke konsumen tanpa perantara, meningkatkan margin keuntungan mereka. Di era modern ini, petani juga bisa jadi pengusaha digital.

Agroindustri: Dari Lahan ke Nilai Tambah
Meski teknologi menjanjikan banyak hal, adopsinya belum merata. Hidayati, Syahni,
Suliansyah, dan Tanjung (2024) mencatat masih banyak petani yang kesulitan menerapkan
teknologi karena keterbatasan biaya, literasi digital, dan akses informasi. Di sisi lain, regenerasi
petani juga menjadi tantangan besar — sebagian besar petani Indonesia kini berusia di atas 45 tahun.

Namun, bukan berarti anak muda tidak peduli. Penelitian Kartini, Hilmiana, dan Nidar
(2024) menunjukkan bahwa modernisasi dan teknologi mampu menarik kembali minat
generasi muda untuk terjun ke pertanian. Selama pertanian dikemas dengan cara yang modern, digital, dan menjanjikan keuntungan, Gen Z bisa menjadi tulang punggung baru sektor ini.

Saatnya Naik Level
Transformasi pertanian menuju era teknologi dan agroindustri bukan sekadar soal alat
canggih, tapi soal cara pandang baru: pertanian sebagai industri masa depan.
Dengan dukungan kebijakan pemerintah, inovasi teknologi lokal, serta semangat wirausaha
dari generasi muda, pertanian Indonesia bisa menjadi sektor yang kuat, mandiri, dan
berkelanjutan.
Pertanian bukan lagi pekerjaan kuno yang identik dengan lumpur dan cangkul. Kini, ia
adalah arena inovasi, bisnis, dan teknologi.
Sudah saatnya kita menyadari — ini bukan lagi era cangkul, tapi era pertanian cerdas dan bernilai tambah tinggi.

Referensi:
Halim, S. S., dan Rahmah, D. M. 2024. Nutritional and Economic Analysis of Cocoa and
Coffee Bean Skins in Silage Production. Agroindustrial Technology Journal. Vol. 8(2):
55-67.
Hidayati, F., Syahni, R., Suliansyah, I., dan Tanjung, H. B. 2025. Adoption Of Agricultural
Technology Innovation In Indonesia: Challenges And Alternative
Solutions. AGRITEPA: Jurnal Ilmu Dan Teknologi Pertanian. Vol.12(1): 329-348.
Maghfiroh, C. N., Rizky, D., dan Putra, M. E. Y. 2025. The impact of agricultural machinery
utilization on production efficiency and productivity: a case study in curahwelut village,
ajung, jember regency. Jurnal Manajemen Agribisnis dan Agroindustri. Vol. 5(1): 49-
56.
Susridar, S., Khasanah, N., dan Pangestu, G. 2025. A Study of the Impact of Implementing an
Innovative Approach-Based Vegetable Cultivation Programme with the Use of IoTBased Smart Farming Technology. Agripreneur: Jurnal Pertanian Agribisnis. Vol.
14(1): 11-22
Tanjung, K., Purwadi, D., dan Harmayani, E. 2022. Perencanaan Bisnis Industri Tepung
Glukomanan Porang (Amorphophallus oncophyllus). Agroindustrial Technology
Journal. Vol. 6(2):78-91.
Yana, H., Hidayat, K., Sukesi, K., Yuliati, Y., dan Sofiana, E. 2022. The Effect of Agricultural
Modernization on Work Preferences in Batu, East Java, Indonesia. Anuário do Instituto
de Geociências. Vol. 45(1)L:1-8

Penulis: Shelly Raudlatul

 

Related Posts

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *