SERANG – Suasana Gedung Negara Provinsi Banten, Selasa (30/9/2025), terlihat berbeda. Ratusan murid kelas 6 SD Al Azhar Serang datang dalam rangkaian field trip untuk belajar sejarah, dan mereka disambut langsung oleh Gubernur Banten, Andra Soni.
Dalam kesempatan itu, Andra Soni tak hanya menerima kunjungan, tetapi juga berbaur dengan para siswa. Ia menceritakan sejarah Banten, mengenalkan tokoh-tokoh pemimpin daerah dari masa ke masa, hingga menjelaskan tugas dan fungsinya.
“Gedung ini merupakan cagar budaya yang dibangun pada tahun 1829 ketika masih dalam pemerintahan Hindia Belanda. Tidak boleh diubah, makanya kita terus rawat agar tetap terjaga dengan baik,” kata Andra Soni kepada anak-anak.
Rombongan siswa kemudian diajak berkeliling Gedung Negara. Mereka singgah ke ruang pemutaran film, melihat dua ruang storage yang dulunya digunakan sebagai penjara oleh pemerintahan Hindia Belanda, hingga masuk ke ruang rapat dan musala. Antusiasme semakin terlihat saat para murid tiba di kolam ikan, tempat mereka bisa langsung memberi makan ikan hias.
“Ini dulunya difungsikan oleh pemerintahan Hindia Belanda sebagai penjara,” ujar Andra Soni saat memperlihatkan salah satu ruangan bersejarah.
Senyum dan keceriaan murid-murid tampak mewarnai perjalanan, sesekali diselingi gurauan di antara mereka.
Andra Soni menyampaikan apresiasi atas kunjungan yang digagas pihak sekolah. Ia menilai banyak lokasi bersejarah di Banten yang bisa menjadi sarana pembelajaran langsung bagi generasi muda.
“Salah satunya Gedung Negara ini. Ada juga kawasan Banten Lama yang kaya sejarah panjang dan sangat menarik untuk dipelajari. Jadi field trip seperti ini sudah cocok, kita tidak perlu keluar daerah, karena daerah kita banyak tempat sejarah yang bisa dipelajari,” ujarnya.
Ketua Yayasan Pesantren Islam Mu’awanatusy Syubban Al Azhar Serang, Maman Suherman, menambahkan bahwa kegiatan tersebut memiliki nilai edukatif yang luas.
“Para siswa juga bisa mendapat pengalaman spiritual dan rekreasi yang edukatif, informatif, serta meningkatkan rasa memiliki untuk ikut menjaga dan melestarikan warisan sejarah,” ungkapnya.
Field trip ini diharapkan dapat memperkaya wawasan siswa, baik dalam bidang Agama Islam, IPAS, Pendidikan Pancasila, Bahasa Indonesia, maupun mata pelajaran lain yang relevan.