SERANG – Sekolah Rakyat yang baru saja dibuka Pemerintah Kota (Pemkot) Serang kini mulai menggelar Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Berbeda dari sekolah biasa, MPLS di sini berlangsung selama dua minggu penuh dengan pendekatan khas asrama yang menekankan disiplin dan kemandirian siswa.
Kepala Dinas Sosial Kota Serang, Muhammad Ibra Gholibi, menuturkan bahwa MPLS bukan sekadar perkenalan lingkungan sekolah, tetapi juga pembentukan karakter sejak dini.
“MPLS berlangsung dua minggu. Kegiatannya pengenalan lingkungan sekolah, mulai dari bangun pagi, olahraga, sarapan, sampai pendidikan dasar. Kita juga dibantu Koramil untuk meningkatkan kedisiplinan,” ungkapnya.
Siswa Sekolah Rakyat berasal dari beragam latar belakang. Untuk jenjang SD, mulai kelas 1 hingga 6 dengan mayoritas kelas 3 dan 4. Sementara jenjang SMP terbanyak di kelas 7 dan 8. Namun, Ibra menekankan bahwa mereka bukan anak jalanan.
“Mereka dari masyarakat kategori miskin ekstrem (desil 1 dan 2), tersebar di 6 kecamatan di Kota Serang. Ada yang putus sekolah, ada juga yang sebenarnya sekolah di negeri tapi kondisi keluarganya sangat tidak mampu,” jelasnya.
Karena menggunakan sistem berasrama, anak-anak tetap menjalani aktivitas sekolah di akhir pekan. Meski demikian, mereka tetap diberi ruang untuk menjalin kedekatan dengan keluarga.
“Sabtu-Minggu tetap sekolah, tapi dua minggu sekali ada kesempatan dijemput orang tuanya atau orang tua bisa datang ke sekolah,” ujarnya.
Pemkot Serang juga menyiapkan mekanisme kesepahaman dengan para orang tua untuk mendukung adaptasi anak-anak di asrama.
“Ada kesepahaman dengan orang tua. Tapi kalau memang anaknya tidak betah, ya tidak masalah. Nanti bisa digantikan dengan siswa lain dalam tahun ajaran yang sama,” pungkasnya.
Perjalanan panjang Sekolah Rakyat ini pun menjadi sorotan: bukan sekadar pendidikan gratis, melainkan sebuah harapan baru lahirnya generasi tangguh dari keluarga miskin ekstrem di Kota Serang.