Minggu, 21 September 2025 5:48 WIB
BerandaJurnalMinyak Tersembunyi di Fast Food: Inilah Cara Analisis Pangan Mengungkap Kandungan Lemaknya

Minyak Tersembunyi di Fast Food: Inilah Cara Analisis Pangan Mengungkap Kandungan Lemaknya

- Advertisement -

DISTRIKBANTENNEWS.COM – Coba bayangkan: Anda baru saja memesan ayam goreng krispi dari restoran cepat saji. Dibalut tepung renyah, hangat mengepul, dan tentu saja rasanya gurih luar biasa. Mungkin anda juga menambahkan kentang goreng. Rasanya? Surga di mulut. Tapi, pernah nggak anda bertanya-tanya, sebenernya ada berapa banyak minyak yang masuk ke tubuh kita dari makanan itu? Di sinilah analisis pangan mengambil peran penting. Ilmu ini nggak cuma dipakai di laboratorium, tapi juga jadi senjata utama buat tahu apa yang sebenarnya kita makan setiap hari. Termasuk, kandungan lemak yang tersembunyi dalam makanan yang kelihatannya “baik-baik saja”.

Fast Food dan Lemak: Hubungan yang Tak Terpisahkan

Makanan cepat saji memang dibuat untuk praktis, enak dan bikin ketagihan. Tapi di balik semua itu, fast food sering kali mengandung lemak dalam jumlah tinggi, bahkan ada yang tidak terlihat atau tidak kita sadari. Lemak ini bisa berasal dari minyak goreng yang digunakan berulang kali, mentega dalam adonan, hingga bahan tambahan seperti keju dan saus yang creamy. Masalahnya, lemak tidak selalu jahat, tapi lemak berlebih terutama lemak jenuh dan lemak trans bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, kolesterol tinggi, obesitas, dan diabetes. Yang bikin lebih rumit, kita kadang gak tahu bahwa makanan yang kita makan sehari-hari punya kandungan lemak tinggi, karena nggak semua makanan cepat saji mencantumkan label gizi secara lengkap.

Bagaimana Analisis Pangan Membantu?

Analisis pangan memungkinkan kita mengukur secara tepat berapa banyak lemak yang ada dalam makanan, termasuk fast food. Salah satu metode yang umum digunakan dalam menganalisis lemak adalah ekstraksi soxhlet sebuah teknik laboratorium yang memungkinkan untuk mengetahui secara presisi berapa banyak lemak yang terkandung dalam suatu sampel makanan.

Dikutip dari jurnal Pargiyanti (2019), bahwa proses ini melibatkan pelarut organik seperti petroleum eter atau heksana, yang dapat melarutkan lemak dari sampel padat seperti kentang goreng atau ayam goreng. Hasilnya kemudian ditimbang untuk menentukan persentase kadar lemaknya. Misalnya, jika dari 5 gram sampel kentang goreng ditemukan 1,5 gram lemak, maka kadar lemaknya adalah 30%. Dari angka itu, kita bisa bandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan. Ini bisa menjadi informasi penting baik untuk konsumen maupun produsen.

“Lemak Tersembunyi” Itu Nyata Penelitian menunjukkan bahwa makanan yang digoreng dalam suhu tinggi, apalagi dengan minyak yang dipakai berkali-kali, bisa mengandung lemak trans jenis lemak paling berbahaya karena bisa menaikkan kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kolesterol baik (HDL). Menurut data yang dipublikasikan dalam International Journal of Food Sciences and Nutrition, fast food seperti kentang goreng, donat, dan ayam goreng bisa menyumbang hingga 35-50% dari kebutuhan lemak harian, bahkan dalam satu kali makan. Padahal, badan kita hanya butuh lemak dalam jumlah terbatas.

Apa Manfaatnya untuk Kita?

Analisis ini membantu masyarakat menjadi konsumen yang lebih cerdas. Dengan informasi yang akurat tentang lemak, kita bisa: Memilih produk makanan yang lebih sehat Membaca label gizi dengan lebih kritis Mengontrol asupan lemak harian, terutama bagi mereka yang sedang diet atau memiliki kondisi kesehatan tertentu

Bagi produsen, hasil analisis lemak dapat digunakan untuk memperbaiki formulasi produk, menyesuaikan label nutrisi, atau mengembangkan produk baru yang lebih sehat seperti snack rendah lemak atau alternatif penggorengan yang lebih ramah kesehatan.

Analisis pangan punya peran besar dalam kehidupan kita tanpa kita sadari. Ia membantu mengungkap kandungan tersembunyi dalam makanan, termasuk lemak di balik kelezatan fast food. Ilmu ini bukan hanya milik ahli, tapi milik semua orang yang peduli terhadap apa yang mereka konsumsi. Jadi, lain kali saat anda menggigit burger favoritmu atau menyantap ayam goreng crispy, ingatlah: di balik rasa yang nikmat, ada ilmu yang bekerja keras memastikan kamu tahu apa yang kamu makan. Karena kalau cinta tak harus diukur, maka gizi dan kandungan makanan kita, wajib diukur demi tubuh yang sehat dan hidup yang lebih baik.

Sumber : Pargiyanti, P. 2019. Optimasi Waktu Ekstraksi Lemak dengan Metode Soxhlet Menggunakan Perangkat Alat Mikro Soxhlet. Indonesian Journal Of Laboratory. Vol. 1(2): 29-35.

Oleh : Aidah (Teknologi Pangan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa)

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

BERITA TERKINI

- Advertisment -