Banten – Wakil Gubernur Banten, Dimyati Natakusumah, angkat bicara terkait mencuatnya isu sejumlah pengusaha yang mengatasnamakan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Cilegon meminta jatah proyek senilai Rp5 triliun kepada kontraktor asal China di proyek Chandra Asri Alkali (CAA). Dimyati mengecam keras aksi tersebut yang dinilainya mencoreng iklim investasi di Banten.
Seperti yang diketahui, publik tengah diramaikan dengan video dan pemberitaan soal pengusaha asal Cilegon yang diduga meminta jatah proyek tanpa mekanisme tender kepada kontraktor proyek CAA. Aksi ini memicu sorotan tajam dari berbagai kalangan.
Dimyati menyebut tindakan itu tak ubahnya aksi premanisme.
“Wah, itu orang Preman itu, dia tidak lihat IG dan Tiktok, Medsos saya, saya sudah bilang siapapun yang menggangu investasi di Banten berhadapan dengan Dimyati,” tegasnya pada Rabu, (14/5/25) usai pelepasan jamaah haji Kloter 35 di Alun-alun Kota Serang.
Tak hanya itu, Dimyati juga mendesak agar oknum yang mengaku mewakili Kadin Cilegon segera mencabut pernyataan dan klaim mereka terkait proyek tersebut.
“Jangan sok jagoan, jangan sok Preman, saya minta sekali lagi cabut itu apa yang disampaikan, apa omongannya dan supaya paham betul, itu bukan hak mereka,” lanjutnya.
Dimyati juga menekankan pentingnya menjaga iklim investasi di Banten karena memiliki dampak luas terhadap pembangunan daerah, pendapatan, lingkungan, dan penciptaan lapangan kerja.
“Investasi itu ada manfaatnya banyak, untuk pendapatan daerah, lingkungan serta lapangan pekerjaan, kalau tidak ada investasi bagaimana nasib Banten ini,” ujarnya.
Ia menyatakan bahwa pemerintah daerah sedang berupaya menarik lebih banyak investor dari berbagai negara demi mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Banten.
Insiden ini menjadi perhatian serius pemerintah, dan Wakil Gubernur Banten mengingatkan semua pihak untuk tidak bertindak semena-mena yang bisa merusak kepercayaan investor terhadap daerah. (her)