Teh manis menjadi minuman favorit banyak orang Indonesia. Rasanya yang segar dan mudah dibuat membuat teh manis kerap menjadi teman saat sarapan, makan siang, hingga sore hari. Namun, di balik kesegarannya, para ahli kesehatan mengingatkan bahwa konsumsi teh manis sebaiknya tidak berlebihan karena memiliki sisi positif dan negatif bagi tubuh.
Kaya Antioksidan, Baik untuk Kesehatan Jantung
Ahli gizi klinis, dr. Lestari Widodo, M.Gizi, menjelaskan bahwa teh mengandung polifenol dan flavonoid yang berperan sebagai antioksidan alami. Zat ini membantu melawan radikal bebas yang dapat merusak sel tubuh dan memicu berbagai penyakit kronis.
“Minum teh, terutama teh hijau atau teh hitam tanpa gula, dapat membantu menjaga elastisitas pembuluh darah dan menurunkan risiko penyakit jantung,” ujarnya.
Penelitian yang dipublikasikan oleh Harvard School of Public Health juga menyebutkan bahwa konsumsi teh secara rutin dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah serta memperbaiki metabolisme tubuh.
Efek Gula pada Teh Manis: Nikmat tapi Perlu Waspada
Meski memiliki manfaat, teh yang diberi tambahan gula berlebih justru bisa berdampak negatif bagi kesehatan. Menurut Kementerian Kesehatan RI, batas konsumsi gula harian yang aman adalah 50 gram atau sekitar empat sendok makan per hari.
“Banyak orang tidak sadar, satu gelas teh manis bisa mengandung dua hingga tiga sendok gula. Jika diminum beberapa kali sehari, jumlah gulanya bisa jauh melebihi batas aman,” jelas dr. Lestari.
Konsumsi teh manis secara berlebihan dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, dan gangguan metabolik. Gula berlebih juga dapat memicu penurunan sensitivitas insulin dan menyebabkan lonjakan kadar gula darah secara tiba-tiba.
Waktu Terbaik Minum Teh
Agar manfaat teh lebih optimal, para ahli menyarankan untuk meminumnya di waktu yang tepat, yaitu 30–60 menit setelah makan. Teh yang diminum saat perut kosong dapat meningkatkan produksi asam lambung, sedangkan jika diminum bersamaan dengan makan, dapat menghambat penyerapan zat besi dari makanan.
“Teh paling baik disajikan hangat, tanpa tambahan gula, dan tidak terlalu pekat,” tambah dr. Lestari.