Pemerintahan

Pemkot Cilegon Salurkan Bansos Rp1,7 Miliar untuk 1.743 KPM

CILEGON – Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon menyalurkan bantuan sosial (bansos) sebesar Rp1,7 miliar kepada 1.743 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) melalui program Jaminan Sosial Cilegon Bermartabat (JSCB). Bantuan ini diberikan kepada warga lanjut usia (lansia), penyandang disabilitas, serta masyarakat tidak mampu di Kota Cilegon.

Kepala Dinas Sosial Kota Cilegon, Damanhuri, menjelaskan bahwa setiap KPM mendapatkan bantuan senilai Rp1 juta.

“Setiap KPM besar bantuannya itu Rp1 juta rupiah, jadi totalnya dari 1.743 penerima itu totalnya Rp1,7 miliar, pembagiannya mulai dari tanggal 29, 30, 1 sampai besok di Bank BJB,” kata Damanhuri saat diwawancarai Radar Banten, Rabu (1/10/2025).

Dalam proses penyaluran, Damanhuri menyebut ada sejumlah nama penerima yang tidak lolos verifikasi lapangan (verval) dengan berbagai alasan, salah satunya karena data penerima telah meninggal dunia.

Selain dilakukan oleh petugas Dinsos Cilegon, verval juga dilaksanakan oleh Inspektorat Cilegon untuk memastikan kesesuaian penerima dan persyaratan peserta.

“Sebenarnya angkanya itu 1.900 sekian, setelah dilakukan verval sisanya jadi 1.740, ada yang meninggal, kemudian pindah, kemudian tidak sesuai, terkoreksi, itu juga diverifikasi oleh inspektorat,” tambahnya.

Damanhuri berharap program JSCB ini dapat meringankan beban masyarakat Cilegon yang dinilai kurang mampu.

“Karena ini program pemerintah daerah, dalam rangka membantu masyarakat tidak mampu untuk pemenuhan kebutuhan dasar seperti sembako dan bantuan yang menurut saya walaupun kecil dipergunakan untuk sebaik mungkin,” ujarnya.

Pria yang memiliki pengalaman panjang sebagai birokrat Cilegon ini juga memaparkan bahwa jumlah penerima program JSCB terus bertambah dari tahun ke tahun.

“Sekarang ini bertambah, tahun kemarin itu 1.363 sekarang sudah ada penambahan kurang lebih 20%, tadi yang kemarin tidak mampu dinyatakan lansia, tahun ini bertambah, kemudian ada yang memang hasil survei di masyarakat penghasilannya kecil, atau tidak bisa memenuhi kebutuhan dasar sehingga banyak penambahan,” pungkas Damanhuri.

Related Posts

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *