Pendidikan

Peran Agroindustri dalam Meningkatkan Nilai Pertanian Indonesia: Dari Gabah ke Beras Premium

Pernahkah kalian bertanya-tanya mengapa harga beras di supermarket bisa jauh lebih mahal dibandingkan harga gabah di tingkat petani? Ternyata, jawabannya adalah agroindustri, suatu industri yang mengolah bahan makanan mentah menjadi produk yang memiliki nilai lebih tinggi.

Masyarakat pedesaan di Indonesia masih fokus pada pertanian. Menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik tahun 2023, sekitar 29,4% tenaga kerja nasional masih bekerja di industri ini. Artinya, sebagian besar masyarakat Indonesia masih bergantung pada hasil pertanian sebagai cara hidup mereka. Penelitian Febriani dan Satrianto (2022) menunjukkan bahwa transisi dari sistem pertanian tradisional ke industri modern sangat lambat. Banyak petani yang masih menggunakan teknologi dan alat tradisional yang sederhana, sehingga produktivitas masih rendah. Pada akhirnya agroindustri memainkan peran penting sebagai “juru selamat” yang memiliki kemampuan untuk mengubah citra pertanian Indonesia ke arah yang lebih maju dan menguntungkan.

Sederhananya, agroindustri adalah kegiatan mengubah bahan baku dari hewan atau tanaman menjadi produk yang lebih berharga dan menguntungkan. Salah satu contohnya bisa kita lihat pada pengolahan kedelai yang kini semakin populer. Menurut penelitian Ardiansyah et al. (2022) tahu merupakan produk olahan pangan yang sangat disukai masyarakat Indonesia karena harganya murah, enak, dan mengandung banyak gizi. Tahu juga menjadi contoh nyata bagaimana agroindustri dapat mengubah bahan mentah seperti kedelai menjadi makanan siap konsumsi yang lebih menguntungkan secara ekonomi.

Agroindustri tidak hanya tentang pengolahan di pabrik besar. Agroindustri mencakup UMKM yang membuat keripik pisang di rumah, petani yang mengolah kopi menjadi bubuk kopi siap seduh, atau ibu-ibu rumah tangga yang membuat abon ikan. Bahkan proses sederhana seperti penggilingan gabah menjadi beras kemasan premium juga bagian dari agroindustri. Dengan kata lain, mengubah hasil tani mentah menjadi produk siap pakai yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi.

Bayangkan seorang petani menjual gabah kering panen dengan harga sekitar Rp 8.000 per kilogram. Namun jika gabah tersebut diolah menjadi beras premium, harganya bisa naik menjadi sekitar Rp 16.000 per kilogram. Dalam laman resmi Kementerian Keuangan RI (2024), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa tekanan harga beras mencapai 7,7%. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga rantai pasokan dan memperkuat pengolahan hasil pertanian untuk memberi petani lebih banyak nilai tambah.

Padahal Indonesia memiliki potensi agroindustri yang luar biasa. Contohnya, kita memiliki banyak kekayaan alam seperti rempah-rempah, kelapa sawit, kopi, kakao, dan hasil laut. Selain itu, pelaku agroindustri kecil kini dapat dengan mudah memasarkan barang mereka melalui platform e-commerce dan media sosial berkat kemajuan teknologi digital. Bayangkan saja, kopi bubuk yang dibuat oleh petani Toraja sekarang dapat dibeli oleh konsumen di Jakarta dan bahkan di luar pulau melalui pasar online.

Meskipun terdapat banyak peluang, jalan menuju agroindustri yang berkembang masih menghadapi banyak permasalahan. Infrastruktur tetap menjadi kendala utama.

Jalan rusak di daerah perkebunan membuat pengangkutan mahal dan hasil panen mudah rusak sebelum sampai ke pabrik pengolahan.

Selain infrastruktur, akses permodalan juga merupakan hambatan. Karena tidak memiliki agunan yang cukup, banyak petani dan pelaku UMKM kesulitan mendapatkan pinjaman bank. Padahal mereka membutuhkan modal untuk membeli mesin pengolah atau kemasan yang lebih baik. Selain itu, kualitas sumber daya manusia harus ditingkatkan, terutama dalam hal penguasaan teknologi pengolahan, standar kualitas produk, dan strategi pemasaran digital.

Agroindustri memiliki potensi yang sangat besar untuk mengubah cara pertanian Indonesia dilakukan. Namun, keberhasilannya tidak dapat dicapai hanya dengan satu pihak; Diperlukan kerja sama dari banyak pihak, seperti pemerintah yang membangun infrastruktur dan memberi kemudahan bagi usaha, swasta yang berinvestasi dan mentransfer teknologi, dan petani dan usaha kecil dan menengah (UMKM) yang meningkatkan kualitas produk mereka dan melakukan inovasi.

Agroindustri dapat memainkan peran penting dalam mengubah pertanian Indonesia menjadi lebih canggih, produktif, menguntungkan, dan mensejahterakan masyarakat jika digunakan dengan benar. Saatnya kita menjadi negara yang tidak hanya menghasilkan bahan mentah, tetapi juga mampu mengolah dan mengekspor barang berharga ke berbagai negara di seluruh dunia!

 

Sumber artikel:

Ardiansyah, R., Martina, M., Kembaren, E. T., dan Yuristia, R. 2022. Strategi pengembangan agroindustri tahu di Kelurahan Sadabuan Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimpuan. Jurnal AGRIFO. Vol 7(2): 1–14.

Badan Pusat Statistik. 2023. Indikator Pasar Tenaga Kerja Indonesia Agustus 2023. Jakarta: BPS.

Febriani, S., dan Satrianto, A. 2022. Analisis penyerapan tenaga kerja sektor industri manufaktur besar dan sedang di Indonesia. Jurnal Kajian Ekonomi dan Pembangunan. Vol 4(4): 85-96.

Kementerian Keuangan RI. 2024. Laporan perkembangan harga pangan strategis. Jakarta: Kemenkeu RI.

Penulis: Yesanda, Mahasiswa Sultan Ageng Tirtayasa

Related Posts

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *